Yang paling penting dari setiap momen perayaan Natal adalah bagaimana kita mempersiapkan hati secara pribadi.Â
Natal adalah momen dimana Allah menjadi sama dengan manusia. Dia datang ke dunia untuk melepaskan dan menyelamatkan umat manusia dari belenggu dosa.Â
Oleh karena itu, Natal terutama berbicara tentang pertobatan. Natal berbicara tentang kehidupan yang benar. Natal berbicara tentang cara hidup yang berkenan di hadapan Allah. Natal juga berbicara tentang hidup yang menjadi berkat bagi sesama, dan bagaimana hidup kita menjadi serupa seperti Kristus.Â
Bukankah kelahiran Kristus dibarengi dengan paduan suara Malaikat Surgawi yang berbunyi,
"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya. "
Ini berarti, dalam merayakan Natal kita harus menyembah Tuhan, berkaca diri, dan harus bertobat sungguh-sungguh, serta meninggalkan cara-carq hidup duniawi.
Momen Natal juga menjadi momen yang tepat bagi kita untuk membersihkan hati. Baik bagi kita untuk memeriksa dan mengoreksi hati kita masing-masing.Â
Bila masih ada hal-hal pahit yang mendekam di dalam hati, seperti kekecewaan, kebencian, dendam, sakit hati, maupun tawar hati, sebaiknya kita buang semuanya itu. Hal-hal tersebut tidak berkenan di hadapan Tuhan.Â
Andaikata pun kita merasa begitu berat untuk melakukan itu, namun ada kerinduan untuk hati yang dipulihkan, kita bisa berdoa dan meminta Tuhan memampukan kita untuk membersihkan dan menyucikan hati kita dari segala kepahitan tersebut.Â
Sehingga pada akhirnya, pada saat puncak perayaan Natal 25 Desember, kita bisa berkata:Â
"Aku hidup tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku."
2. Persiapan fisik
Hal yang tidak kalah urgen adalah mempersiapkan dan menjaga kondisi tubuh tetap sehat menjelang hingga puncak perayaan Natal tanggal 25 Desember mendatang.Â