Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Wayang Golek Tanah Sunda Bisa Bikin Jatuh Cinta

14 November 2023   19:01 Diperbarui: 14 November 2023   19:03 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wayang golek sendiri merupakan salah satu jenis wayang yang terbuat dari boneka kayu. Selain wayang golek, ada pula wayang kulit, wayang geber, dan juga wayang orang.

Wayang golek pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kudus pada tahun 1583 sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran Islam. Sunan Kudus membawakan cerita kehidupan sehari-hari dengan nilai-nilai Islam, diselingi dengan humor untuk memikat perhatian para penonton.

Pada awalnya, wayang golek hanya digunakan oleh santri dan ulama. Namun, ketika cicit Sunan Kudus, Panembahan Ratu (1640-1650), memimpin Kesultanan Cirebon, pertunjukan wayang golek mulai populer di tanah Pasundan.

Pangeran Girilaya (1650-1662) turut memperluas popularitas wayang golek saat memerintah. Seiring dengan dibukanya Jalan Raya Daendels, wayang golek tersebar luas ke seluruh penjuru Jawa Barat. (Detik Jabar)

Berkaca dari pementasan wayang golek oleh Dalang Asep Sunandar Sunarya yang sukses memikat banyak atensi pemirsa, terbukti wayang bisa menjadi tontonan menarik ketika dikemas dengan cara menarik pula. 

Tinggal bagaimana para pelaku seni wayang, terutama Dalang berupaya mengembangkan kreasi dan kreativitas dalam penyajian. Sehingga pementasan wayang meskipun bersifat tradisonal tetapi bisa relate dengan kondisi kekinian. 

Kreasi dan kreativitas juga bisa menjadi salah satu upaya melestarikan budaya Nusantara, khususnya wayang. 

#indonesianheritage
#hariwayangnasional

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun