Kemampuan Dalang Asep Sunarya menyajikan cerita dan ngebodor (melawak) melalui wayang golek pun akhirnya sukses menarik atensi saya dan membuat saya ikut tertawa-tawa karenanya.
Saya sendiri lupa bahasa pengantar yang digunakan Dalang Asep Sunarya dalam pertunjukan wayang golek tersebut, sepenuhnya bahasa Sunda atau dicampur dengan Bahasa Indonesia.Â
Pengetahuan dan kemampuan saya berbahasa Sunda kala itu memang masih tahap pemula. Namun, mengingat saya ikut menikmati acara tersebut, kemungkinan Dalang Asep Sunarya tidak sepenuhnya nyarios Sunda, tetapi dicampur juga dengan Bahasa IndonesiaÂ
Perjumpaan satu kali ternyata begitu membekas di hati. Cinta pada wayang golek pun mulai bersemi, khususnya wayang golek dengan Dalang Asep Sunarya.Â
Sejak itu, setiap kali ada kesempatan luang, saya akan ikutan menonton. Saya pun akhirnya kenal dengan Si Cepot, tokoh bodor yang dimainkan Dalang Asep Sunarya.Â
Pertunjukan wayang golek Asep Sunarya kemudian sempat booming pada era tahun 2000-an. Nama acaranya Asep Show dan ditayangkan di MNC TV.
Dalam acara tersebut, Ki Dalang Asep Sunarya tdak ngebodor sendiri. Komedian-komedian ternama zaman itu ikut mengisi acara. Acara Asep Show pun mampu membius penonton dan menjadikan Asep Show sebagai acara yang ditunggu-tunggu pada masa itu.
Saat ini, rekaman acara tersebut masih bisa disaksikan melalui tayangan-tayangan di kanal YouTube.
***
Bersumber dari Kemenparekraf.go.id, kesenian wayang sudah menjadi bagian dari perjalanan sejarah Bangsa Indonesia sejak puluhan abad lalu.Â
Kata "wayang" berasal dari Bahasa Jawa yang artinya "bayangan". Dari sisi filsafat, bisa diartikan wayang sebagai cerminan atau bayangan berbagai sifat manusia. Mulai dari sifat pemarah, pelit, serakah, bijaksana dan berbagai sifat manusia lainnya.Â