Sementara bus sekolah rute zonasi beroperasi di jalan-jalan kecil dengan menggunakan bus berukuran kecil dengan kapasitas 19 kursi. Dan hingga kini bus sekolah rute zonasi sudah melayani 13 rute di seluruh Jakarta.
Dibanding angkot, bus sekolah memiliki nilai plus di mata para pelajar yang setiap harinya menggunakan angkutan umum. Selain karena gratis sehingga bisa menghemat uang transport, faktor kenyamanan di dalam bus menjadi daya tarik tambahan.Â
Bus yang berpendingin udara, kondisi di dalam bus yang luas sehingga tidak perlu sempit-sempitan seperti di dalam angkot, serta para awak busnya yang ramah, membuat para pelajar termasuk anak saya sebenarnya lebih senang naik bus sekolah daripada naik angkot.
Meskipun bus sekolah memiliki banyak kelebihan, tetapi juga memiliki beberapa kekurangan.Â
Satu di antara kekurangan itu adalah jadwal atau waktu lewatnya bus ini yang tidak pasti. Akibatnya tidak mudah bagi si ganteng dan teman-temannya untuk bisa menumpang bus sekolah. Terlebih bus rute 22 tidak lewat persis di depan sekolah si ganteng.
Biasanya, si ganteng dan teman-temannya harus naik angkot satu kali dulu dari sekolah, menuju kawasan Ragunan, Cilandak. Bila beruntung, dalam perjalanan, angkot mereka bisa berpapasan dengan bus sekolah.
Bila sudah begitu, mereka akan menunggu hingga angkot yang mereka tumpangi jauh mendahului bus sekolah. Lalu, di satu titik, biasanya di sekitar Jalan Ampera, Cilandak KKO, atau sekitar Ragunan, mereka akan turun dari angkot, lalu menunggu bus sekolah untuk menaikinya.
Dari sana, bus sekolah akan mengantar mereka hingga Pondok Labu. Dari Pondok Labu, si ganteng meneruskan lagi naik angkot untuk tiba di rumah. Terkadang, si ganteng juga jalan kaki dari Pondok Labu untuk tiba di rumah. Jaraknya memang tidak jauh, tidak sampai 1 km.Â
Hanya saja, kejadian di atas tidak setiap hari ditemui. Sekalipun waktu pulang sekolah si ganteng setiap hari hampir sama, tetapi tidak setiap hari dapat berpapasan dengan bus sekolah.
Kekurangan yang kedua adalah rutenya yang tidak jelas, di mana sering kali supir bus menurunkan siswa sebelum tiba di tujuan akhir. Kebiasaan ini mirip dengan kelakuan metromini dan kopaja, angkutan umum di Jakarta yang sudah tinggal nama.
Kejadian ini berkali-kali dialami si ganteng dan teman-temannya. Setelah naik dari Ampera, Cilandak atau Ragunan, mereka tiba-tiba saja diturunkan di bawah flyover Andara. Tidak jelas juga apa penyebabnya, yang pasti anak-anak mau tidak mau harus turun.Â