Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jadi Tukang Kebun Saja, Andai Diizinkan Bekerja di Sini

10 Agustus 2023   07:38 Diperbarui: 10 Agustus 2023   07:47 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hotel (Sumber: penginapan.net) 

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Tidak ada lagi kegiatan yang wajib diikuti. Sisa waktu hingga berangkat ke bandara untuk kembali ke Jakarta masih beberapa jam lagi. 

Sebagian besar teman-teman memanfaatkan layanan gratis yang tersedia di hotel. Mereka menghabiskan waktu dengan berenang, sauna, atau gym.

Saya sendiri sedang malas ngapa-ngapain. Setelah sarapan pagi, saya kembali ke kamar. 

Rencananya saya akan menghabiskan sisa waktu dengan bersantai di teras. Kebetulan kamar tempat saya menginap, memiliki teras yang menghadap ke sebuah area terbuka. 

Tadi malam kami tiba di hotel sudah sangat larut. Kegiatan wisata yang diadakan manajemen perusahaan memang menyenangkan, tetapi cukup melelahkan. Jadwal acara begitu padat sejak pukul enam pagi hingga tengah malam. 

Itu sebabnya saya belum sempat melihat-lihat bagian luar kamar kami. Sebagai pencinta bunga dan tanaman, saya berharap ada pemandangan menarik yang bisa saya dapatkan dari teras kamar hotel. 

Namun, kenyataan tidak seindah harapan. Memang ada area terbuka di depan teras. Sebuah lahan berbentuk lingkaran dengan diameter mungkin kurang dari 15 meter. Sebagian kamar-kamar hotel mengelilingi area ini.

Terdapat pula beberapa bangku semen dimana tamu hotel bisa duduk- duduk di sana. Hanya sayangnya, area tersebut terlihat begitu gersang.

Berbagai tanaman yang ada di sana terlihat kurang terawat. Banyak daun yang menguning dan kering. Rumput liar tumbuh di sela-sela tanaman. Dan tidak terlihat tanaman yang menghasilkan bunga.

Rasa penasaran akhirnya membawa saya meninggalkan kamar menuju sisi lain hotel. Tepatnya ke area kolam renang.

Berbanding terbalik dengan taman gersang di depan kamar tadi, kawasan kolam renang tampak begitu indah. Tanaman yang ada di sekitar kolam renang terlihat subur dan terawat. Aneka bunga warna-warni turut meramaikan suasana indah di sana. Saya akhirnya lebih memilih duduk di sini daripada di teras kamar. 

Entah apa pertimbangan manajemen hotel sehingga ada perbedaan penanganan taman. Mungkin karena kawasan kolam renang lebih banyak mengundang kehadiran tamu sehingga ditata secantik mungkin.

Sedangkan taman depan teras kamar dianggap tidak terlalu penting. Taman ini hanya bisa dilihat oleh tamu yang menempati kamar. Orang luar tidak bisa melihat jika tidak melewati kamar terlebih dulu. 

Hal seperti ini juga beberapa kali saya lihat saat menginap di hotel. Seringkali area hijau sekitar hotel kurang mendapat perhatian penuh. Perawatan hanya sekadarnya. Perawatan dan penataan maksimal hanya dilakukan pada area-area tertentu yang sering bersentuhan dengan tamu.

Berkaca dari pengalaman tersebut, saya jadi berandai-andai. Apabila saya diizinkan bekerja di hotel, maka saya akan memilih menjadi tukang kebun atau tukang taman saja. Biasa disebut dengan gardener.

Sebagai pencinta tanaman sekaligus pencinta lingkungan, saya akan menyulap setiap area kosong di kawasan hotel menjadi area hijau yang indah. Ada taman bunga, kebun sayuran, kebun buah-buahan, pepohonan hijau, atau perpaduan semuanya. Sekecil apapun lahan tersisa, harus dihijaukan dan dirawat. 

Tanaman hijau dan berbunga akan diperbanyak di area yang berhadapan dengan tamu hotel. Seperti tempat parkir, area lobi, pekarangan sekeliling hotel, halaman di depan kamar, area kafe atau restoran terbuka, dan sekitar kolam renang. 

Sedangkan untuk area yang jauh dari jangkauan tamu hotel, bisa ditanami sayuran, pohon buah-buahan, atau jenis tanaman keras untuk penghijauan. 

Kebun sayur dan kebun buah-buahan nantinya bisa dijadikan sarana rekreasi. Tanu hotel dapat melepaskan penat dengan healing di area ini. 

Untuk memperoleh pupuk organik bagi tanaman, saya akan bekerja sama dengan bagian dapur dari restoran hotel. Saya akan meminta mereka memisahkan dan mengumpulkan semua produk organik sisa dari dapur. Seperti kulit-kulit buah, batang-batang sayuran, kulit telur, sisa-sisa makanan dari restoran atau sampah organik apapun.

Sampah organik tersebut nantinya akan dijadikan pupuk organik atau kompos. Cara membuatnya tidaklah sulit. Bisa dengan cara dicairkan atau dengan cara dikubur agar menjadi tanah kompos. Pupuk tersebut nantinya akan digunakan untuk menyuburkan tanaman. 

Selain dari sampah dapur, pupuk organik bisa didapat dari sisa tanaman. Daun-daun kering, sisa-sisa pemangkasan tanaman, rumput yang dibabat, semuanya akan dijadikan kompos. 

Hasil dari kebun sayur atau kebun huah-buahan pada akhirnya bisa juga dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan restoran atau kafe di hotel. 

Sebagai orang yang cinta kebersihan, tentu saya pun akan menjaga lingkungan dan area hotel tetap bersih, bebas dari sampah. Karena itu, sebaiknya ada beberapa gardener yang dipekerjakan. Para gardener nantinya dibagi dalam beberapa waktu kerja. Dengan begitu, diharapkan area hotel tetap indah dan bersih setiap saat.

Tukang kebun atau gardener mungkin terdengar sepele. Terlihat hanya menanam dan merawat tanaman. 

Namun, sesungguhnya tidak sesederhana itu. Seorang gardener tidak hanya menanam dan merawat tanaman, tetapi mereka juga harus mencintainya. Bukan itu saja, mereka juga wajib mencintai lingkungan. 

Untuk bisa melakukan itu semua, seorang gardener sebaiknya memiliki pengetahuan yang cukup tentang tanaman. Mulai dari cara pembibitan atau pembenihan tanaman, cara merawat aneka jenis tanaman yang pasti berbeda untuk setiap tanaman, metode pemupukan, penyiangan, hingga pengelolaan sampah organik menjadi pupuk. 

Seorang gardener juga mestinya memahami tata kelola longkungan yang berkelanjutan beserta manfaat dan tujuannya.

Oleh karena itu, keberadaan gardener dalam pengelolaan hotel sangatlah penting. 

Tamu yang menginap di hotel seringkali tidak hanya menumpang tidur. Sering kali mereka adalah orang-orang yang butuh refreshing dan healing. 

Lingkungan hotel yang asri, hijau, dan indah bisa menjadi sarana refreshing dan healing tersebut. 

Garderner yang aktif mengelola sampah organik dari hotel, juga memberi nilai tambah bagi sebuah hotel.

Dengan mengelola sendiri sampah organiknya, secara tidak langsung, hotel telah berperan aktif mencintai bumi, dengan cara mengurangi emosi karbon dari limbah sampah organik.

Bukan hanya itu, melalui pemanfaatan sampah organik pula, pihak hotel telah turut serta mengurangi beban sampah perkotaan. 

Uraian di atas tidak bermaksud menggurui. Hanya sekadar pengandaian dari seorang yang sesekali menumpang melepas lelah di kamar hotel.

Selamat mencintai lingkungan.

Salam hospitality.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun