Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pergeseran Budaya, Suguhan Teh dan Kopi Jadi Air Mineral

6 Juni 2023   15:24 Diperbarui: 11 Juni 2023   11:09 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (KOMPAS.com)

Bila ada pendapat, penyajian air mineral lebih karena masyarakat kita sudah lebih melek perihal kesehatan dan manfaat air putih, ah, masa iya? Buktinya kafe-kafe yang menjual teh dan kopi kekinian semakin menjamur. Konsumen atau peminatnya pun kian hari kian meningkat. Ini artinya, tidak ada korelasi, atau mungkin hanya sedikit saja korelasi antara melek kesehatan dengan maraknya penyajian air mineral kepada tamu. 

Menyajikan air mineral memang sangat mudah. Tinggal pergi ke warung, beli, bawa pulang, sajikan. Tidak ada effort berlebih. Tidak perlu pula memakai gelas atau cangkir, hingga tidak ada kegiatan cuci-mencuci gelas setelah tamu pulang. Begitu tamu pulang, tuan rumah hanya perlu membuang kemasan bekas pakai, selesai. 

Berbeda halnya dengan teh atau kopi. Ada usaha lebih yang mesti dilakukan. Bubuk teh atau kopi serta gulanya harus disiapkan terlebih dahulu. Air pun harus dimasak atau harus dalam kondisi panas untuk menyeduh teh/kopi. Begitu pula dengan gelas-gelasnya, harus sudah disiapkan sebelumnya. Persiapannya memang lebih banyak. 

Air putih atau air mineral memang baik buat kesehatan. Bila tamu yang hadir dalam jumlah besar, air mineral kemasan memang akan lebih praktis dan memudahkan tuan rumah. Menyiapkan air mineral juga sangat membantu bagi tuan rumah yang memiliki keterbatasan, baik fisik atau keterbatasan lainnya. 

Akan tetapi, bila memungkinkan tidak juga melulu air mineral dalam segala kesempatan. Penyajian air putih atau air mineral sebaiknya disesuaikan dengan situasi, kondisi dan siapa tamu yang berkunjung. 

Tidak ada salahnya juga tuan rumah bertanya kepada tamu yang bertandang, sekiranya mereka memerlukan teh, kopi atau air hangat. 

Hal seperti ini yang saya terapkan kini kala ada teman atau saudara yang berkunjung ke rumah. Selalu saya tanyakan mau minum apa. Umumnya mereka akan bilang air putih saja. Hanya saja, saya tahu jawaban itu umumnya hanya bahasa sungkan, tidak enak pada tuan rumah. Untuk itu, kemudian saya akan menekankan lagi, mau teh atau kopi, barulah mereka biasanya akan memilh diantara keduanya. 

Mengulik nilai filosofinya

Budaya penyajian teh atau kopi kepada tamu yang berkunjung sebenarnya juga memiliki nilai filosofi yang cukup menarik. 

Bagaimana tuan rumah menghargai tamu yang berkunjung ke rumahnya dapat dinilai melalui makanan atau minuman yang disajikan, bukankah begitu? Rasa kedekatan atau keakraban juga bisa dinilai melalui hal tersebut. 

Ketika tuan rumah sibuk sekali menyiapkan makanan dan minuman ntuk tamu yang hadir, tentu keberadaan tamu tersebut begitu penting dan berarti bagi tuan rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun