Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pergeseran Budaya, Suguhan Teh dan Kopi Jadi Air Mineral

6 Juni 2023   15:24 Diperbarui: 11 Juni 2023   11:09 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, orang yang mengalami stres, kelelahan, bahkan sakit kepala disarankan untuk mengonsumsi teh. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa zat-zat yang terkandung dalam teh bermanfaat untuk mengurangi stres dan sakit kepala.

Ilustrasi air mineral (Kompasiana.com/HENDRA WARDHANA) 
Ilustrasi air mineral (Kompasiana.com/HENDRA WARDHANA) 

Terjadi pergeseran budaya 

Semasa saya kecil, puluhan tahun silam belum ada air mineral kemasan. Air putih kala itu umumnya masih berasal dari sumur dan dijerang hingga mendidih untuk layak dikonsumsi. 

Akan tetapi, sepertinya tidak pernah kala itu ada kisahnya, tamu yang bertandang ke rumah hanya disuguhkan air putih. Kecuali memang tanu bersangkutan yang meminta langsung. 

Ketika ada sanak saudara, teman atau kolega bertandang ke rumah, minuman yang disajikan pasti berwarna. Itu yang saya ingat dari puluhan tahun lalu. 

Kopi atau teh panas menjadi suguhan wajib untuk tamu pada hari-hari biasa. Sedangkan pada hari-hari tertentu seperti hari raya keagamaan berbeda lagi. Dalam momen-momen tersebut, sirup dingin atau minuman soda botol menjadi suguhan khusus bagi tamu. 

Saya ingat, saat masih tinggal bersama orang tua, rumah kami hampir setiap hari kedatangan tamu. Tinggal di sebuah kota kecil, hubungan kekerabatan dan pertemanan begitu erat. Berkunjung ke rumah saudara/teman menjadi hiburan tersendiri kala itu. 

Itu sebabnya, ibu saya selalu memiliki stok bubuk teh dan kopi yang cukup. Sekalipun beberapa kerabat bahkan hampir setiap hari berkunjung, suguhannya tetap teh atau kopi panas, bukan air putih. Saya yang paling sering ditugaskan untuk membawa baki minuman tersebut. 

Dengan adanya kejadian yang ibu saya alami, saya khawatir sudah terjadi pergeseran budaya pada masyarakat kita. Budaya dua puluh, tiga puluh tahun ke belakang sepertinya sudah digeser oleh budaya kekinian. 

Teh dan kopi tidak lagi menjadi sebuah budaya khas dalam menjamu tamu. Keberadaan kopi dan teh sudah diganti dengan air mineral kemasan. 

Saya juga khawatir argumen utama penyajian air mineral bukan karena alasan kesehatan atau kepraktisan. Saya khawatir ini lebih karena alasan kenyamanan (baca: tidak mau repot).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun