Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bercerailah! Puaskan Dirimu!

30 Mei 2023   16:51 Diperbarui: 1 Juni 2023   14:15 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Kompas.com) 

Bersama kakek neneknya kehidupan Jesika lebih baik dan teratur. Tidak pernah lagi terdengar sakit hingga harus dirawat di rumah sakit. Prestasi akademisnya pun membaik. Kakek dan neneknya memang mengasihi Jesika, kan tetapi tetaplah kasih sayang orangtua yang dibutuhkan seorang anak. 

Setelah dibawa kakek neneknya, saya jarang bertemu Jesika. Dalam setahun mungkin hanya bertemu satu atau dua kali kesempatan. 

Setiap bersua, saya berusaha untuk mengobrol banyak dengannya. Rasa rindu juga penasaran menjadi satu. Menanyakan banyak hal seputar sekolah dan kehidupannya menjadi kebiasaan saya. 

Suatu ketika, saat saya hendak pulang kampung dalam sebuah liburan Natal, ibu kandung Jesika datang menemui saya. Ibu Jesika datang dengan membawa dan menitipkan sebuah boneka besar untuk diberikan kepada Jesika. Saat itu Jesika sudah bersama kakek dan neneknya. 

Hati saya begitu hancur ketika menerima titipan boneka tersebut. Dapat saya rasakan kerinduan seorang ibu untuk bertemu anak kandungnya. Jesika pun pasti rindu untuk bertemu ibu kandungnya. Sepanjang perjalanan pulang hingga di pesawat saya terus menangis diam-diam. Kesedihan Jesika dan ibunya, keterpisahan seorang anak dan ibunya seakan saya ikut merasakannya. 

Karakter Jesika kecil adalah anak yang riang, ramah, dan terbuka. Namun, seiring pertumbuhan Jesika, banyak karakter tersebut terkikis. 

Jesika kini sudah bekerja dan tinggal bersama ayah dan istri baru ayahnya. Jesika dewasa kini tidak sama dengan Jesika kecil. Jesika tumbuh menjadi wanita dengan karakter yang cenderung diam dan tertutup. Seperti ada benteng yang berusaha dia bangun antara dirinya dan orang lain. 

Jesika juga tumbuh menjadi pribadi yang terkesan masa bodoh. Tidak pernah terlihat terlalu sedih atau terlalu gembira, emosinya datar saja. 

Saya menduga, hal ini sengaja Jesika lakukan untuk menjaga hatinya. Dari kecil Jesika sudah mengalami hal-hal pahit. Dipisahkan dari ibu kandung tentu bukan hal mudah bagi seorang anak berusia 7 tahun. Lalu, Jesika juga harus tinggal terpisah dengan ayahnya. Belum lagi pengasuhan dirinya yang berpindah-pindah tangan. 

Jesika memang tidak pernah mengungkapkan isi hatinya secara gamblang. Jesika juga tidak pernah protes akan perpisahan orangtuanya. Tetapi saya tahu ini berat baginya. Saya tahu, hati Jesika terluka dan hancur karena perpisahan itu. 

Saya menduga, dengan bersikap datar dan masa bodoh, Jesika berharap hatinya tidak lagi merasa sakit jika hal-hal buruk lain terjadi padanya. Dengan bersikap masa bodoh, hatinya juga tidak lagi akan merasa begitu kecewa ketika sesuatu terjadi di luar harapan dan kehendaknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun