Tidak menyalahkan orang yang menjaga rumah
Pengalaman setahun lalu itu begitu berharga buat saya. Pelajaran buat saya untuk lebih bijaksana.Â
Yang pasti, saya tidak menyalahkan kerabat yang saya minta tolong menjaga rumah. Dalam kejadian ini, jelas saya yang salah!Â
Kenapa begitu? Pastinya karena saya sudah memercayakan rumah pada orang yang tidak tepat. Harusnya saya lebih berhati-hati. Tidak sembarang menitip rumah.Â
Kenapa saya tidak menyalahkan kerabat saya ini?
Pertama, karena mungkin memang dia tidak memiliki ketertarikan dan kemampuan untuk menjaga dan merawat rumah orang lain. Termasuk barang-barang yang ditinggalkan untuk dirawat. Kedua, mungkin kerabat saya ini juga bukan seorang yang teliti dalam hal-hal penting, seperti menutup dan mengunci pintu dengan benar.Â
Dan yang ketiga, mungkin saya dan kerabat saya memiliki perbedaan cara pandang dalam hal merawat dan menjaga rumah. Mungkin baginya, kondisi tempat tidur berantakan bukan masalah besar. Begitu pula dengan lantai yang kotor, dapur yang berantakan dan sampah yang menumpuk adalah hal biasa.Â
Kalau sudah berbeda cara pandang, tentu akan sulit menyelaraskannya. Jadi, lebih nyaman ketika saya legowo saja.Â
Rumah yang kotor dan berantakan, akhirnya saya bersihkan dan rapikan pelan-pelan. Meskipun dengan kondisi tubuh lelah.
Ikan-ikan yang mati pun kami ikhlaskan. Hubungan kekerabatan jauh lebih berharga daripada ikan-ikan lele itu.Â
Namun, untuk ke depannya, mungkin saya harus memikirkan metode yang tepat ketika akan meninggalkan rumah untuk liburan. Kalaupun saya harus menitipkan pada pihak lain, saya harus mencari orang yang tepat untuk itu.Â