Masa liburan merupakan masa yang selalu dinanti. Sesekali lepas dari rutinitas sehari-hari menjadi kebutuhan setiap pribadi.Â
Terlebih pada momen hari raya keagamaan, tentu satu kerinduan untuk berkumpul bersama keluarga tercinta.Â
Khusus bagi para perantau, masa libur hari raya begitu berharga. Pulang ke kampung halaman tidak kuasa ditunda.Â
Begitu pula saya dan suami. Sebagai sepasang insan perantau yang dipertemukan di ibukota, kami akan berusaha mudik pada momen liburan hari raya.Â
Jika beberapa tahun sebelumnya kami tidak pernah pusing saat harus meninggalkan rumah untuk mudik, berbeda dengan setahun silam.Â
Pada tahun-tahun sebelumnya, kami santai saja meninggalkan rumah dalam keadaan kosong.Â
Meskipun berada di sekitar ibukota, lingkungan tenpat tinggal kami relatif aman dari tindak kejahatan. Lagipula, tidak ada tanggung jawab apapun yang kami tinggalkan di rumah, misalnya hewan peliharaan. Itu sebabnya tidak ada urgensi bagi kami saat itu guna menitipkan rumah kepada pihak lain.Â
Namun, ketika hendak mudik setahun lewat, kondisinya sudah berbeda. Kami harus memikirkan banyak makhluk hidup yang tidak mungkin kami bawa serta.
Pertama, ada beberapa pot tanaman hias yang harus rutin disiram setiap hari. Lalu, ada tiga ekor kucing yang minta makan 2-3 kali sehari. Juga ada satu ember ukuran 80 liter yang berisi sekitar 50 ekor peliharaan ikan lele. Ikan-ikan lele ini pun tidak boleh alpa diberi makan 2-3 kali sehari.Â
Akhirnya, kami memutuskan untuk menitipkan rumah beserta makhluk-makhluk hidup yang kami tinggalkan, kepada seorang kerabat. Kebetulan kediaman kerabat ini tidak jauh dari tempat tinggal kami, dan beliau bersedia.Â