Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sudah Berumah Tangga Masih Bergantung pada Orangtua?

17 Februari 2023   15:43 Diperbarui: 18 Februari 2023   02:17 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puncaknya, anak terjebak dalam zona nyaman tersebut, dan mengalami kesulitan untuk keluar. Mau tidak mau, orangtua pun terjebak dalam zona (tidak) nyaman tersebut. 

Tidak peduli pada orang lain

Melihat kasus Ibu Tina, kemungkinan si anak memiliki minim kepedulian pada orangtua. Si anak tidak merasa bahwa hidupnya membebani orangtua juga saudara-saudara kandungnya.

Orang-orang seperti ini biasanya memiliki prinsip hidup sangat egosentris dan suka mengada-ada. Bagi mereka, dirinya harus menjadi pusat perhatian dan harus diutamakan. 

Orang-orang seperti ini sepertinya tidak peduli hidupnya menyusahkan orang lain atau tidak. Baginya, selama dirinya senang, dia tidak peduli orang lain senang atau tidak.

Kemungkinan orang-orang seperti ini pun memiliki prinsip-prinsip hidup yang menyimpang dari sebenarnya. Mungkin mereka menganggap orangtua wajib bertanggung jawab pada kehidupan anaknya sampai kapanpun.

Tidak peduli dengan masa depan

Sulit untuk merencanakan masa depan ketika kehidupan masih menadahkan tangan pada orang lain. Artinya, jika masih tetap bergantung pada orang lain, kemungkinan ada kecenderungan tidak peduli dengan masa depan. 

Orang-orang seperti ini mungkin berprinsip hidup untuk hari ini saja, tanpa perencanaan sama sekali. Kehidupan besok bagaimana, akan dipikirkan besok saja.

Orangtua membiarkan

Yang saya lihat dari kasus Ibu Tina, Ibu Tina sendiri juga salah. Ibu Tina berperan besar membuat situasinya berlarut-larut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun