Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bintang Satu di Gojek, Kisah Derita Lainnya, dan Sudut Pandang Pelanggan

6 Februari 2023   07:00 Diperbarui: 9 Februari 2023   14:15 8809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot dari aplikasi TikTok (dokumen pribadi) 

Paling sering penyebabnya bukan karena driver, tetapi datang dari saya sendiri. Misalnya karena salah memasukkan alamat, atau menunda/membatalkan keberangkatan karena sesuatu hal. 

Membatalkan order karena sebab lainnya pernah juga. Biasanya dipicu oleh situasi yang sedang urgen sekali dan butuh cepat, sementara posisi pengemudi dan kendaraannya masih sangat jauh. Akibatnya dengan sangat terpaksa pesanan saya cancel, lalu saya buat order baru atau beralih ke aplikasi ojek online lainnya. 

Dengan melihat contoh-contoh tersebut, maka alangkah baiknya bila pembatalan dari pelanggan tidak dilihat sebagai kesalahan driver. Kecuali pembatalan terjadi berulang oleh pelanggan yang berbeda-beda, maka perlu ada penyelidikan lebih lanjut dari pihak Gojek. Mungkin saja situasi driver memang sedang sulit karena sesuatu hal yang mendesak. 

Order fiktif

Miris ketika mendengar ada driver ojol ditipu dengan order fiktif. Membeli pesanan makanan (go food) hingga ratusan ribu rupiah, tetapi ternyata order tersebut bohongan. 

Atau pemesan menolak menerima dan mrmbayar pesanan karena dianggap tidak sesuai pesanan. Hal ini tentunya terjadi pada pesanan dengan cara bayar tunai. 

Pelanggan iseng dan seenaknya memang ada saja. Orang-orang seperti ini umumnya sudah mati hati nuraninya. Mereka tidak memiliki lagi rasa iba atau belas kasihan pada orang lain. 

Entah dimana mata hatinya saat mengerjai driver ojek online. Menganggap itu sebagai hal lucu, bahan olok-olokan, atau prank. Sementara driver mengerjakannya dengan sepenuh hati demi memberi makan keluarganya, demi uang yang mungkin nilainya tidak seberapa di mata pelanggan. 

Untuk itulah, tidak berlebihan bila harus ada perlindungan bagi driver. Agar tidak ada lagi pengemufi ojol yang jadi korban orang-orang tidak bertanggung jawab ini. 

Dengan demikian, mungkin lebih tepat bila fitur go food atau pemesanan makanan di Gojek sebaiknya hanya melayani pembayaran via saldo elektronik pelanggan saja, seperti gopay atau paylater, tanpa ada opsi pembayaran tunai. 

Jadi saldo akan otomatis langsung dipotong dari saldo elektronik pelanggan atau masuk dalam tagihan, ketika makanan yang dipesan disiapkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun