Ternyata galian kabel bukan hanya di situ, tetapi ada lagi di beberapa titik setelahnya, sepanjang Jalan Margasatwa menuju Ragunan hingga Cilandak KKO. Hal ini membuat laju kendaraan tersendat. Antrean panjang mobil mengular sepanjang jalan Margasatwa hingga pertigaan Cilandak-Ragunan-Kampung Kandang.Â
Situasi crowded tersebut bertambah parah dengan banyaknya lubang resapan atau sumur resapan air mahakarya mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Motor terutama harus berhati-hati kala berpapasan dengan lubang resapan air yang berbaris sepanjang sisi jalan.
Pengemudi kendaraan roda dua mau tidak mau harus menperlanbat laju kendaraannya ketika melewati sumur-sumur resapan ini. Jika tidak waspada, kendaraan bisa oleng dan jatuh karena kondisi jalan yang tidak rata.Â
Sungguh sebuah monumen bawah tanah yang tidak bisa dilupakan warganya dari seorang gubernur. Peninggalan bersejarah ini bahkan bisa dilihat dan dinikmati setiap hari oleh warganya.Â
Lagi-lagi, dalam situasi macet ini, motor masih tetap lebih beruntung daripada mobil. Pengendara motor masih bisa mengarahkan motornya bergerak di sisi kiri kanan mobil. Sementara mobil, wasalam, terima nasib.Â
Dari pertigaan halte busway Departemen Pertanian, kembali antrean panjang kendaraan sudah menanti. Karena menuju lampu merah Jati Padang, tentu perjalanan semakin tersendat.Â
Terlihat pula banyak pengemudi-pengemudi bandel memasuki jalur transjakarta, baik motor maupun mobil. Hal ini membuat laju beberapa armada transjakarta pun tertahan.Â
Perilaku para pengguna jalan yang bandel ini memang sangat disayangkan. Jalur transjakarta semestinya hanya diperuntukkan bagi armada transjakarta atau kendaraan emergency seperti ambulan dan branwir.Â
Akhirnya, setelah berjibaku dengan riweuh-nya jalan raya di Jakarta, kami tiba di Stasiun Pasar Minggu pukul 8.20, molor 20 menit dari perkiraan semula.Â