Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makna Mendalam "Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan Lain"

28 Desember 2022   15:15 Diperbarui: 28 Desember 2022   16:38 4832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tema Natal 2022 yang ditetapkan oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) bersama Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) adalah "Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan Lain."

Tema tersebut merupakan kutipan ayat dari Injil Matius pasal 2 ayat 12, yang berbunyi "Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain".

Ayat 12 ini merupakan bagian dari kisah orang-orang majus dari Timur yang mencari, menemui dan menyembah bayi Yesus yang baru lahir. 

Perjalanan orang-orang majus dari negerinya, yang diperkirakan dari daerah Persia, menuju Betlehem, Tanah Yudea,, dipimpin sebuah bintang yang mereka lihat di Timur.

Ketika orang-orang majus ini tiba di Yerusalem, mereka bertanya-tanya kepada penduduk di sana, dimana Dia (Yesus), raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu. 

Hal ini pun terdengar sampai ke telinga Herodes, raja boneka Romawi, yang berkuasa di Yudea kala itu.

Tentu saja, Herodes kaget dan tidak senang dengan kabar ini. Dalam pandangannya, ketika seorang raja lain baru dilahirkan, akan ada sebuah ancaman besar akan kursi kekuasaannya sebagai raja. 

Padahal makna sebenarnya dari raja dalam diri Yesus adalah Raja segala raja, penguasa surga dan bumi.

Oleh karena itulah, Herodes lalu memanggil orang-orang majus ini dan meminta mereka segera ke Betlehem untuk menyelidiki keberadaan bayi Yesus.

Dan, Herodes pun meminta mereka untuk kembali menemui Herodes, setelah orang-orang majus bertemu Yesus, agar Herodes pun bisa segera pergi untuk menemui dan menyembah Yesus. 

Herodes tidak menyangka jika orang-orang majus tidak kembali menemui Herodes. Orang-orang majus lebih memilih menuruti perintah malaikat yang datang kepada mereka dalam mimpi. Malaikat tersebut memerintahkan orang-orang majus untuk pulang ke negerinya melalui jalan lain. 

Orang-orang majus dilarang kembali menemui Herodes, karena Herodes memiliki maksud jahat pada Yesus. Herodes bermaksud menemui bayi Yesus bukan untuk menyembahnya, melainkan untuk membunuhnya. 

***

Pesan Natal tahun ini sangat mendalam ketika kita mau merefleksikan maknanya dalam diri kita masing-masing. 

Menjauhi yang jahat

Sebagai makhluk berakal budi, Tuhan memberikan kehendak bebas bagi manusia untuk menentukan jalan hidupnya. Namun, sebagai umat yang mengaku percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, tentunya kita dituntut untuk berjalan di dalam jalannya Tuhan. 

Menjauhi yang jahat merupakan salah satu jalan yang Tuhan inginkan dari manusia. Termasuk mennghindari orang-orang jahat, yang tidak berkelakuan baik, yang mungkin ada di sekitar kita. 

Bila sekadar berteman, kita memang sebaiknya berteman dengan siapa saja. Namun, untuk bergaul dekat, kita harus-harus pintar-pintar memilih. Jangan sampai diri kita sendiri menjadi rusak karena pergaulan yang salah. Karena bergaul dekat dengan orang yang tidak baik, tanpa kita sadari, perlahan tapi pasti dapat merusak kebiasaan baik dari hidup kita.

Hal ini pula yang dilakukan orang majus ribuan tahun silam. Mereka memilih menjauhi Herodes yang ternyata bermaksud jahat pada Yesus. Alih-alih balik menemui Herodes, mereka memilih melewati jalan lain, menuruti perintah Tuhan. 

Orang-orang majus bahkan tidak peduli sekalipun Herodes adalah orang penting dan berpengaruh, raja Yudea pada saat itu. Menjauhi yang jahat dan menaati perintah Tuhan adalah prioritas mereka. 

Tidak bertahan dalam zona (tidak) nyaman

Disadari atau tidak, banyak di antara kita yang enggan berpindah dari zona yang kita anggap nyaman, dimana selama ini kita berada di dalamnya. 

Zona yang kita anggap nyaman ini, mungkin sesungguhnya sudah menjadi zona tidak nyaman.

Namun, hanya karena takut mencoba, enggan melangkah, dan tidak siap atas perubahan, kita tidak bergerak ke mana-mana.

Padahal, zona tersebut, mungkin saja sudah tidak lagi mendukung kita untuk maju, tidak lagi mendukung kita untuk berkembang, dan tidak lagi mendukung kita berubah ke arah lebih baik. Bahkan, zona tersebut mungkin saja sudah menjadi lingkungan toxic bagi kita. 

Belajar dari pesan Natal di atas, ada baiknya kita bersikap seperti orang majus, yang berani mengambil sikap untuk memilih jalan lain. 

Tentu akan lebih aman bila orang-orang majus memilih jalan yang sudah mereka lalui sebelumnya, saat datang ke Betleham. Bisa dikatakan jalan tersebut adalah zona nyaman buat mereka. 

Sementara, jalan lain yang akan mereka tempuh mungkin saja belum pernah mereka lewati sebelumnya, menjadi zona baru bagi mereka. Mereka belum memiliki gambaran seperti apa jalan yang akan mereka tempuh, atau perjalanan seperti apa yang akan mereka hadapi. 

Namun, mereka tidak gentar. Dengan langkah pasti, mereka taat pada perintah Tuhan, dan berani pindah dan melewati zona berbeda. 

Sikap orang-orang majus ini patut menjadi contoh. Ketika apa yang kita hadapi tidak lagi sesuai dengan pandangan hidup kita atau prinsip-prinsip hidup kita, kita harus berani mengambil sikap, mengambil jalan lain.

Begitu pula  ketika segala sesuatu terlihat buntu, kita juga harus berani pindah ke zona betbeda, yang tentu saja seturut dengan kehendak Tuhan.

Menaati perintah Tuhan

Sebagai umat yang percaya kepada Tuhan, menaati perintah Tuhan merupakan kewajiban. Menaati Firman Tuhan atau perintah Tuhan pun bukanlah disesuaikan dengan standar kita, tetapi disesuaikan dengan standarnya Tuhan. Artinya, suka atau tidak suka, sekalipun berat, apapun perintah-Nya wajib kita ikuti. 

Hal itu pula yang kita lihat dari sikap rang majus. Meskipun mungkin mereka tidak tahu seperti apa jalan yang akan mereka lalui, tidak ada keraguan atau ketakutan, mereka tetap taat kepada Tuhan. Mereka tetap memilih jalan lain sesuai perintah Tuhan. 

Kondisi kita kini pun sama. Kita tidak tahu jalan seperti apa yang akan kita lalui esok, lusa, atau hari-hari mendatang. Terlebih ketika banyak prediksi yang mengatakan tahun 2023 adalah tahun kegelapan, resesi besar akan melanda dunia.

Namun, selama kita taat pada perintah Tuhan, kita tidak perlu takut akan masa depan, karema penyertaan Tuhan pasti dan akan terus beserta dengan kita, selama kita pun berjalan dalam jalan-Nya. 

Selamat Natal. Selamat melewati jalan lain seturut kehendak Tuhan. 

Syalom. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun