Mengapa sesekali kita harus merasakan kalah? Ada baiknya agar kita tidak melulu menganggap kalah selalu buruk dan negatif. Banyak nilai positif yang bisa diambil dari balik sebuah kekalahan.
Saat ini perhatian dunia olahraga khususnya sepak bola sedang tertuju ke satu negara padang pasir, yaitu Qatar. Sedang berlangsung perhelatan akbar di sana, perebutan Piala Dunia.
Kompetisi empat tahunan ini sukses memberi banyak kejutan. Diantaranya tim Jepang yang berhasil menaklukkan tim besar seperti Jerman dan Spanyol di fase grup.
Sementara yang teranyar, tim dari Afrika yang mungkin tidak banyak diperhitungkan yaitu Maroko, mampu mengalahkan Spanyol pada babak 16 besar.
Buat rumah bersama kita Kompasiana, kita juga baru melewati satu perhelatan yang telah dua tahun sebelumnya hanya mampu diselenggarakan secara online. yakni ajang kopi darat Kompasianival.
Dalam perhelatan sekali dalam setahun ini, diberikan juga penghargaan kepada Pemenang Kompasiana Awards. Pemenang ditentukan berdasarkan banyak-banyakan vote yang dikumpulkan para nominee selama beberapa hari pengumpulan.
Dari 30 nominee, terpilih 6Â nominee sebagai pemenang Kompasiana Awards 2022. Sementara 24 lainnya belum beruntung, atau bisa dikatakan kalah dalam pengumpulan vote.
Kehidupan manusia tak ubahnya seperti roda yang berputar. Ada masanya di atas, ada masanya di bawah. Ada saatnya berhasil, ada saatnya gagal. Ada waktunya sehat, ada waktunya sakit. Ada pula kalanya memang, ada kalanya kalah.
Kekalahan dan kemenangan merupakan bagian dari fase kehidupan yang sebaiknya pernah kita rasakan.