Ternyata gereja tenpatnya terdaftar sebagai jemaat memberikan bantuan. Setiap bulan Tante Rosa mendapat jatah uang tunai sebesar 250 ribu rupiah.Â
Dengan uang itulah Tante Rosa mencukupkan semua kebutuhan hidupnya.
Tentu kita bingung, bagaimana bisa cukup dengan uang segitu? Bagaimana bisa bertahan?Â
Tetapi hebatnya tante ini bilang cukup. Tidak sedikitpun terlihat raut sedih dari wajahnya. Tidak terlihat juga rautv wajah yang minta dikasihani.Â
Beliau bahkan menceritakan kisah hidupnya dengan wajah berseri sambil tertawa-tawa. Seolah alur kehidupan yang dia jalani kini bukanlah sebuah penderitaan.
Berapa banyak dari kita yang akhir-akhir ini sering mengeluh? Berapa banyak dari kita yang akhir-akhir ini lupa dengan kata bersyukur?Â
Hanya karena sudah lama tidak beli tas baru, sudah lebih dari satu tahun tidak beli sepatu baru, atau sudah lama suami tidak mengajak berlibur, trus kita mengeluh?
Berapa banyak juga diantara kita, suami atau istri yang mengeluh tentang pasangannya. Padahal yang dikeluhkan sebenarnya bukan masalah besar. Hanya kita yang cari-cari masalah? Dan yang lebih jahatnya membanding-bandingkannya dengan suami/istri orang lain?Â
Memang benar sekali kalau ada kalimat bijak berkata, jangan terus melihat ke atas, pegeel!!!.
Sesekali lihat dan berdialoglah dengan orang-orang yang hidupnya lebih susah dari kita. Maka kita akan tahu apa artinya bersyukur.
Masih banyak orang yang lebih menderita dari kita, tetapi mereka bisa tetap bergembira. Dengan uang yang sangat minim, tidak ada pasangan dan tidak ada kehangatan keluarga yang memperhatikan, tetapi tetap semangat menjalani hidup, seperti Tante Rosa ini.Â