Puji Tuhan, akhirnya saya sembuh dan hingga saat ini tidak pernah ada keluhan lagi.Â
Dari kejadian itu, saya insaf seinsaf-insafnya. Melalui kejadian itu saya seperti ditegur dan diingatkan betapa jahatnya asap rokok itu. Betapa parah akibatnya yang dirasakan bagi tubuh, terutama paru-paru.Â
Jadi sudah waktunya saya tidak boleh lagi bermain-main dengan asap rokok. Tidak boleh lagi bertoleransi dengannya. Sekalipun teman atau saudara yang merokok, saya harus menjauh, karena konsekuesi dari asap rokok itu tidak main-main.Â
Sebenarnya, seandainya saja saya langsung berobat ketika sudah ada gejala batuk, terlebih batuk darah, pasti tidak akan separah itu sakit yang saya derita, dan saya tidak harus sampai dirawat di rumah sakit.Â
Intinya, pengobatan memang penting, tetapi tindakan pencegahan jauh lebih penting.Â
Hingga saat ini, di manapun berada, saya selalu berusaha menghindari asap rokok. Kalau kebetulan ada acara kumpul-kumpul keluarga, dan banyak kerabat yang merokok, saya akan langsung nenyingkir.Â
Sejak kejadian itu pula, saya bertekad tidak mau punya suami perokok. Karena apa?Â
Karena Wanita SUPER hanya untuk Pria SUPER....Â
(MW).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H