Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tidak Harus Pergi Jauh, Sambil Kuliah pun Bisa Jadi Relawan

9 Februari 2022   12:00 Diperbarui: 10 Februari 2022   10:34 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami juga biasanya mendapatkan banyak sumbangan makanan dari orangtua murid, untuk mengisi goodie bag dan kotak konsumsi bagi anak-anak.

Sedangkan untuk perayaan Paskah, kami biasanya menggelar ibadah di tempat-tempat terbuka seperti di Kebun Raya Bogor. Terkadang kami juga mencari tempat-tempat yang sedikit lebih jauh dan berbeda agar anak-anak lebih excited. Seperti di kawasan Pasir Angin, Puncak, Bogor. Untuk menentukan tempat, biasanya kami melakukan survey beberapa waktu sebelumnya.

Kalau saya ingat lagi, kami cukup berani waktu itu. Saya pernah pergi survei berdua saja dengan seorang teman sesama pengajar, perempuan juga, ke kawasan Pasir Angin, Puncak, Bogor. Padahal tempatnya jauh masuk ke dalam kawasan perbukitan dekat hutan Pinus. Saya juga pernah pergi survei ke kawasan Gunung Bunder, Bogor, berdua juga dengan teman wanita ini.

Kalau kondisinya seperti sekarang sepertinya saya tidak akan berani, mengingat makin ekstremnya kekerasan seksual pada wanita.

Manfaat sebagai sekuarelawan

Banyak manfaat yang saya rasakan dengan menjadi sukarelawan mengajar di SMO-GMKI. 

1. Tidak mengukur segala sesuatunya dari segi materi atau uang.
Ada hal-hal yang kita lakukan tidak harus dilihat dari sisi untung rugi atau dari sisi materi. Ada kalanya kita melakukan itu justru mengeluarkan uang. Tetapi tidak menjadi soal selana apa yang kita lakukan itu bisa membawa kepuasan batin. 

Kegiatan pelayanan kami ini tidak dibayar, bahkan seringkali kami mengeluarkan dana dari kantung pribadi. Padahal saat itu kami masih mahasiswa. Kiriman orangtua pun terbatas. Tetapi kami senang melakukannya karena kami merasakan kepuasan batin yang luar biasa.

2. Mengenal banyak orang dan banyak karakter.
Selama beberapa tahun menjadi pengajar, saya bergaul dekat dengan berbagai pribadi dengan berbagai karakter, baik anak-anak yang saya layani maupun sesama rekan mahasiswa. Sedikit banyak hal ini melatih saya untuk menyesuaikan diri dan menerima berbagai perbedaan khususnya dari sisi karakter.

3. Belajar berorganisasi dan koodinasi.
Sekalipun pada dasarnya saya kurang suka berorganisasi, tetapi dengan aktif beberapa tahun di SMO saya sedikit belajar bagaimana berorganisasi, juga berkoordinasi baik secara internal maupun eksternal.

4. Belajar Alkitab dan menumbuhkan keimanan.
Karena yang saya ajarkan kepada anak-anak adalah pengetahuan agama Kristen, mau tidak mau saya harus banyak membaca Alkitab. Bukan sekadar membaca, tetapi mempelajarinya lebih dalam lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun