Namun demikian, sekalipun kami tidak bisa hadir secara langsung, tetapi kami hadir melayat secara virtual melalui zoom meeting.
Ibadah Pelepasan hingga pemakaman sepupu saya ini ditayangkan secara virtual via zoom sehingga bisa diakses kerabat dan sahabat yang berhalangan hadir di rumah duka.
Setelah itu, dua hari kemudian kami juga melaksanakan kunjungan penghiburan secara virtual.
Dalam budaya Batak Toba, bila ada anggota keluarga seorang kerabat yang meninggal dunia, biasanya kerabat lain secara berkelompok sesuai dengan lingkup kekeluargaannya akan datang berkunjung secara khusus beberapa hari setelah pemakaman.
Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan penghiburan juga sebagai bentuk empati kepada kerabat yang sedang berduka. Karena tidak bisa berkunjung secara langsung, kami melakukan kunjungan penghiburan secara virtual.
***
Perjalanan pandemi sudah memasuki hampir dua tahun. Banyak kejadian suka dan duka yang telah dilewati.
Sebelum kehilangan sepupu, keluarga besar baik dari ayah maupun ibu saya sudah beberapa kali mengalami kedukaan karena kehilangan kerabat dekat.
Bahkan dalam bulan Juli 2021 di tengah puncak penularan Covid-19, kami kehilangan dua orang om dari pihak ibu. Pada saat itu, tidak ada satupun keluarga atau kerabat dari luar kota yang bisa datang melayat.
Bahkan beberapa anak, menantu dan cucu om yang tinggal di luar kota dan di luar pulau Jawa pun tidak bisa datang untuk melihat terakhir kalinya.
Mau bagaimana lagi, saat itu pembatasan ada dimana-mana. Orang tidak bisa dengan mudah keluar masuk kota yang bukan domisilinya.Â