Sebenarnya sejak awal pihak sekolah sudah menginformasikan bahwa tidak ada paksaan bagi siswa untuk mengikuti PTM. Bila orangtua keberatan dan merasa khawatir, anak bisa belajar di rumah.
Kondisi ini juga berlaku jika anak sedang kurang sehat seperti mengalami gejala batuk, flu, atau demam. Termasuk juga bila ada anggota keluarga siswa yang sedang mengalami gejala serupa Covid-19, siswa disarankan untuk belajar di rumah saja.
Hanya saja, tidak ada lagi sistem blended learning. Jadi siswa yang tidak ikut PTM tidak bisa mengikuti kegiatan belajar yang ada di sekolah secara online, karena PTM 100 persen hanya dilaksanakan secara offline. Siswa yang tidak mengikuti PTM akan diberi tugas khusus oleh guru.
Oleh karena itu, PTM 100 persen yang kembali dilaksanakan sejak tiga minggu lalu di wilayah DKI Jakarta ini memang harus disikapi sebaik-baiknya oleh para orangtua.
Bagaimanapun, pembelajaran secara PTM tetap lebih baik dan lebih efektif dibandingkan belajar dari rumah. Namun demikian, kesehatan dan keselamatan anak harus tetap menjadi prioritas.Â
Itu sebabnya, anak-anak yang kita antarkan ke sekolah untuk mengikuti PTM harus kita perhatikan kesehatannya dengan lebih serius lagi. Tujuannya tidak lain agar anak-anak kita tidak mudah jatuh sakit apalagi sampai terpapar Covid-19.
Asupan gizi yang baik
Asupan gizi menjadi salah satu faktor penentu kesehatan. Tanpa konsumsi makanan yang benar, tubuh akan mudah terserang berbagai penyakit.
Dalam artikel Cegah Varian Omicron dengan 6 Langkah Sehat Proteksi Diri dan Keluarga, saya sampaikan bahwa telur dan susu merupakan salah satu jenis makanan yang sangat baik untuk meningkatkan dan mempertahankan imunitas tubuh.
Telur dan susu mengandung berbagai zat dan vitamin yang dapat mencegah serta membunuh kuman berbahaya atau penyebab infeksi di dalam tubuh.
Untuk itu, sebaiknya jadikan telur dan susu sebagai asupan wajib bagi anak juga anggota keluarga lainnya setiap hari.