Namun demikian, hal ini bukan menjadi alasan bagi kita untuk menghujat dan mencaci-maki terutama pada para pemain yang telah berlaga.
Dengan rata-rata usia pemain timnas Garuda yang masih terbilang muda, 23 tahun, semestinya kita bangga pada mereka. Bahkan beberapa pemain masih berusia 19 tahun.
Dalam usia yang masih cukup muda, beberapa terbilang bahkan masih remaja, tetapi mereka sudah berprestasi dan kini tengah berjuang mengharunkan nama negara pada turnamen Piala Aff 2020.
Sangat disesalkan, seusai dikalahkan Thailand, di dunia maya, ada saja yang menghujat skuad Garuda dengan kata-kata bodoh, kampungan, kurang cerdas dan kata-kata penghinaan lainnya.
Hal ini sebenarnya bisa kita analogikan seperti sekolah. Bila diadu dalam sebuah kompetisi ilmu pengetahuan misalnya, murid kelas 3 SD tentu sulit melawan murid kelas 6 SD.
Akan tetapi, kita tidak bisa mengatakan murid kelas 3 SD itu bodoh. Siswa-siswa kelas 3 SD tersebut tetaplah anak-anak cerdas.
Ilmunya saja yang belum mereka kuasai, karena memang pelajaran yang mereka serap belum sebanyak pelajaran yang didapat murid kelas 6 SD.
Selain itu, murid kelas 3 SD baru duduk di bangku sekolah selama tiga tahun, sedangkan murid kelas 6 sudah bersekolah selama enam tahun. Berarti jelas bedanya kan.
Ya, harus diakui Timnas Indonesia mungkin kelasnya masih di bawah Thailand, tetapi mereka bukan anak-anak bodoh seperti yang sempat dikatakan netizen.
Skuad Garuda sesungguhnya adalah anak-anak cerdas yang tengah mengaplikasikan ilmu mereka di lapangan. Mereka berjuang jatuh bangun untuk membuat masyarakat Indonesia bangga.
Coba saja bayangkan, dalam usia yang masih sangat muda, mereka telah berjuang memeras keringat di tengah lapangan internasional.