Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama FEATURED

Cegah Varian Omicron dengan 6 Langkah Sehat Proteksi Diri dan Keluarga

3 Desember 2021   11:15 Diperbarui: 28 Januari 2022   07:30 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi virus Omicron (Sumber: freepik)

Omicron yang merupakan varian baru virus corona mulai ramai diperbincangkan. Mengutip laman covid19.go.id via Kompas.com, Omicron sudah terdeteksi di beberapa negara sejak pertama kali ditemukan di Benua Afrika. Varian ini disebut sebagai salah satu yang sangat cepat dalam menularkan virus.

Bagi penyintas Covid19 tentunya tahu bagaimana rasanya terpapar virus tersebut. Perut mual, kehilangan penciuman, kehilangan rasa pada lidah, kehilangan selera makan, demam, kelelahan luar biasa, juga batuk selama berhari-hari sungguh amat tidak nyaman. Belum lagi kalau sampai merasakan sesak nafas.

Saya dan suami pun merasakan terpapar virus corona ketika puncak serangan di Bulan Juli yang lalu. Hampir satu bulan sejak merasakan gejala untuk benar-benar pulih seperti semula.

Oleh karena itu, saya mengajak pembaca, ayo jangan mau terpapar, nggak enak rasanya. Apalagi dengan varian Omicron yang kabarnya kemampuan penularannya lebih cepat dari varian-varian sebelumnya.

Jangan abai dengan protokol kesehatan. Jangan terlena meski kasus positif akhir-akhir ini menurun signifikan. Harus tetap waspada demi kesehatan diri sendiri dan keluarga.

Beberapa hal penting harus kita lakukan untuk menghindari penularan varian Omicron covid 19 ini.

Ayo vaksin

Mengajak orang untuk vaksin memang gampang-gampang susah. Ada yang secara sadar mengajukan diri untuk divaksin, tetapi tak sedikit yang harus didorong-dorong.

Sempat menonton berita di salah satu kota sampai harus diiming-imingi vaksin berhadiah sembako agar masyarakat mau datang ke lokasi vaksin. Sampai segitunya?

Saya sendiri merasakan bagaimana mengajak orang vaksin itu susah banget. Seperti saya saja yang berkepentingan, padahal demi kesehatannya sendiri.

Seorang kerabat saya sampai hari in belum mau divaksin. Dia memang pernah terpapar juga di bulan Juli sama dengan saya.

Ketika saya sekeluarga sudah vaksin lengkap termasuk anak saya yang berusia 13 tahun, kerabat saya ini menolak divaksin. Alasannya takut dengan efek sampingnya.

Sudah pernah saya bagikan dalam sebuah artikel, efek samping vaksin itu tidak ada apa-apanya dibanding efek terpapar virus corona. Efek samping itu hanya dirasakan 1-3 hari, itupun sangatlah ringan. 

Silakan baca : Ini Efek Samping Vaksin Pfizer yang Saya Rasakan

Maksud saya segera vaksin untuk melindungi diri sebelum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Berkaca dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, moblitas masyarakat meningkat saat liburan panjang.

Mobilitas ini dapat memicu peningkatan kasus positif. Semoga setelah Nataru tahun ini, tidak terjadi lonjakan kasus positif ya. Untuk itu segera lindungi diri dan keluarga dengan vaksin.

Ilustrasi varian Omicron, Covid-19 (Dw.com)
Ilustrasi varian Omicron, Covid-19 (Dw.com)

Sampai kesal saya membujuk kerabat satu ini, tetapi orangnya tetap keukeuh. Model keras kepala seperti ini jangan ditiru ya. Ayo peduli pada diri sendiri dan keluarga, segera vaksin.

Disiplin pakai masker dan cuci tangan

Akhir-akhir ini disiplin protokol kesehatan terlihat mulai kendur. Penjaga dan pemiliki warung-warung kelontong mulai melepas masker. Begitu pula pelanggan yang datang.

Sepertinya orang mulai ramai-ramai beranggapan bahwa situasi sudah normal, prokes tidak penting lagi.

Begitu pula ketika memasuki supermarket dan mal, tidak banyak pengunjung yang melirik dan menghampiri tempat cuci tangan sebelum masuk. Heran juga, apa susahnya cuci tangan, tidak sampai 5 menit.

Masker dan cuci tangan memang terlihat sepele, tetapi keduanya tetap bagian dari protokol kesehatan yang harus disiplin dilaksanakan.

Ingat slogan ini yang banyak tertulis di spanduk-spanduk: 

"Pakai masker harga mati, tidak pakai masker Anda bisa mati."

Hindari kumpul-kumpul

Acara kumpul-kumpul keluarga sering kali jadi dilema. Misalnya saja acara pernikahan dan ulang tahun.

Tidak datang nanti diomongin, tetapi kalau datang diri jadi was-was. Apalagi bila saat acara banyak yang lengah, lepas masker dan tidak lagi pedulikan jaga jarak.

Memang benar satu keluarga besar, tetapi kan berbeda tempat tinggal. Sudah sering kejadian, dalam satu keluarga besar banyak yang tertular covid19 bermula dari acara kumpul-kumpul keluarga. Harusnya ini jadi pembelajaran untuk proteksi diri dan keluarga.

Perlu kesadaran dari semua anggota keluarga besar. Menahan diri untuk tidak menggelar acara-acara besar. Andaikata tetap ngotot, jangan marah atau tersinggung bila ada anggota keluarga yang tidak datang.

Kegiatan-kegiatan reuni juga sebaiknya dihindari. Meskipun hanya reuni skala kecil tetap ada potensi penularan. Termasuk kongko-kongko dengan teman atau kolega sementara ini dijauhi. 

Bukannya tidak sayang teman, bukannya tidak mau bergaul lagi, dan bukannya lebay, tetapi memang situasi pandemi belum berakhir, tetap harus jaga diri, keselamatan keluarga di atas segalanya.

Perayaan Natal dan Tahun Baru juga sudah di depan mata, tinggal menghitung hari. Sudah seharusnya semua masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Jangan sampai lonjakan kasus positif berulang seperti liburan-liburan panjang sebelumnya.

Jaga asupan makanan bergizi 

Saya dan suami penyintas Covid-19 di bulan Juli lalu. Sementara anak kami yang berusia 13 tahun tetap sehat dan bugar.

Mengapa bisa demikian, anak saya tetap sehat meskipun berada di tengah orangtuanya yang terpapar? Saya menduga konsumsi makanan salah satu faktor yang memengaruhi sistem imum tubuhnya mampu menahan serangan virus corona.

Contohnya, saya membiasakan si ganteng rutin minum susu setiap hari, juga rutin mengonsumsi 1-3 butir telur setiap hari. Sementara saya dan suami tidak rutin konsumsi telur setiap hari. Minum susu juga begitu.

Padahal ternyata telur dan susu sangat baik dalam menjaga dan meningkatkan imun tubuh.

Telur mengandung beragam zat gizi yang penting untuk menjaga kesehatan sistem imun tubuh. Beberapa di antaranya yakni asam amino sebagai pembentuk kekebalan serta antioksidan, vitamin A, vitamin B12, dan mineral selenium yang menjaga fungsinya.

Selain itu, selaput di sekitar kuning telur juga mengandung glikopeptida tersulfasi. Zat ini membantu merangsang produksi makrofag, yakni sel-sel kekebalan yang melindungi tubuh dari serangan penyakit dan infeksi.

Telur juga sebagai salah satu dari sedikit makanan yang mengandung vitamin D tinggi. 

Saya ingat, saat tepapar covid19, saya diresepkan vitamin D oleh dokter. Vitamin D ini wajib diminum setiap hari selama sakit bersama obat-obatan lainnya.

Berapa jumlah telur yang sebaiknya dikonsumsi? Kecuali untuk orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti sakit jantung atau diabetes, para pakar meyakini makan telur setiap hari aman dilakukan. Secara umum, jumlah tiga butir masih aman bagi orang sehat.

Begitu pula dengan susu. Kandungan vitamin A dan vitamin B12 dalam susu berperan terhadap fungsi sistem kekebalan tubuh dan otak.

Vitamin A dan vitamin B12 bertugas untuk mencegah zat berbahaya atau kuman penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh. Vitamin ini pun turut membantu produksi sel darah putih yang berperan menangkap dan menghancurkan zat serta kuman berbahaya di dalam tubuh.

Karena susu merupakan sumber nutrisi yang baik, sudah sepatutnya susu dikonsumsi secara rutin sebagai upaya untuk menjaga tubuh tetap sehat meskipun berada di tengah serangan varian baru virus corona.

Selain telur dan susu, kita sebaiknya tetap mengonsumsi makanan kaya gizi lainnya. Sayur, buah, daging, ikan, tahu dan tempe mengandung nutrisi berlimpah untuk membantu mempertahankan dan meningkatkan imunitas tubuh. Bila merasa perlu, dapat pula menambahkan asupan vitamin.

Rutin berolahraga

Jalan pagi, naik sepeda, joging, main basket, treadmill, dan senam aerobik merupakan contoh-contoh kegiatan olahraga yang mudah dilakukan. Bisa dilakukan sendiri ataupun bersama orang-orang terkasih.

Bahkan dengan aturan untuk tetap di rumah selama pandemi virus corona, otoritas kesehatan, seperti Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan World Health Organization (WHO), masih mendorong semua orang untuk olahraga teratur.

Tinjauan ilmiah 2019 di Journal of Sport and Health Science menemukan bahwa olahraga dapat meningkatkan respons imun, menurunkan risiko penyakit, dan mengurangi peradangan.

Secara khusus, olahraga membantu merekrut sel kekebalan yang sangat terspesialisasi, seperti sel pembunuh alami dan sel limfosit T dalam menemukan patogen (seperti virus) dan menghapusnya. 

Tidak hanya itu, mereka yang berjalan cepat selama 45 menit saja mampu mengalami peningkatan sel kekebalan yang bekerja di sekitar tubuh, hingga tiga jam setelah berjalan (Halodoc.com).

Oleh sebab itu, mengingat manfaat olahraga bagi imunitas tubuh, penting untuk menjaga konsistensi rutin berolahrga.

Istirahat cukup

Tidak diragukan lagi, istirahat cukup terutama tidur malam sangat berpengaruh mempertahankan dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Hal ini karena selama kita tidur tubuh memperbaiki, meregenerasi, dan memulihkan diri. Kurang tidur akan menyebabkan tubuh mudah terkena infeksi. 

Sebuah penelitian membuktikan bahwa tidur cukup bisa memperbaiki kinerja sel imun tubuh, khususnya sel limfosit T yang berperan dalam melawan infeksi penyakit, termasuk infeksi virus covid19. 

Jadi, sebaiknya menghindari bergadang sampai dini hari. Jangan maraton menonton drama korea hingga enggan tidur. Atau clubbing nggak jelas hingga teler sampai pagi. Sayangilah tubuh kita sendiri. 

Percayalah, terpapar sakit karena infeksi virus covid19 itu nggak ada enak-enaknya, beneran. Jadi buat yang belum pernah, semoga tidak akan pernah ya.

Intinya jangan lengah, tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Protokol kesehatan hanyalah hal kecil dan sangat mudah dilakukan. bahkan menguntungkan diri sendiri dan keluarga.

6 hal di atas hanya beberapa dari banyak cara untuk tetap survive di tengah serangan varian baru yakni omicron. Ada beberapa lagi yang bisa  dilakukan seperti mengurangi bepergian dengan tujuan yang tidak penting. Juga menjaga hati tetap bahagia. Karena hati yang selalu gembira akan meningkatkan imun tubuh.

Varian baru virus corona B.1.1.529 atau Omicron kini memang menjadi kekhawatiran bagi masyarakat dunia. Namun, kita tidak perlu khawatir selama kita disiplin menerapkan protokol kesehatan, sudah divaksin, dan aktif melakukan berbagai langkah sehat dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan diri dan keluarga.

Referensi : 1, 2, 3, 4, 5 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun