Melihat kondisi ini tentu bisa dimaklumi bila akhirnya pekerja atau buruh teriak-teriak. Kenaikan UMP pekerja tidak sebanding dengan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Bagi pekerja yang masih single, kenaikan UMP yang minim tersebut mungkin tidak terlalu berpengruh signifikan pada pemenuhan kebutuhan hidupnya, karena hanya membiayai diri sendiri, atau mungkin sesekali memberikan pada orangtua.
Namun, tidak demikian halnya bagi pekerja yang telah berkeluarga. Banyak pos-pos yang telah menanti untuk disiapkan setiap kali menerima gaji di awal atau di akhir bulan.
Buruh dan pekerja sebenarnya tidak menuntut terlalu banyak. Mereka hanya mengharapkan bagiamana penghasilan yang diperoleh dapat memberikan kehidupan yang lebih layak.
Namun, tidak dapat disangkal bahwa pandemi yang sudah berjalan hampir dua tahun telah suksea memukul banyak pelaku usaha.. Meskipun tidak semua pengusaha terdampak pandemi.
Oleh karena itu, mau tidak mau, siap tidak siap, pekerja terutama yang telah memiliki keluarga harus melakukan sesuatu.
Sekalipun kenaikan UMP 2022 ini jauh dari harapan, life must go on, hidup harus terus berlanjut.
Ini saatnya pekerja berkolaborasi bersama pasangan dan anggota keluarga lainnya menyiasati kenaikan UMP yang minim ini dengan berbagai penghematan.Â
Hemat listrikÂ
Menghemat pemakaian listrik tidak hanya sekadar mematikan lampu yang tidak diperlukan, atau membatasi penggunaan alat elektronik.Â
Namun, lebih dari itu, yaitu bagaimana mengubah gaya hidup untuk tidak bergantung sepenuhnya pada listrik. Terutama untuk peralatan listrik yang memiliki daya yang cukup besar.