Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenaikan UMP 2022 Minim, Pekerja Harus Melakukan Sesuatu

24 November 2021   10:56 Diperbarui: 24 November 2021   11:10 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi upah minimum provinsi atau UMP (Kompas.com)

Kenaikan UMP 2022 telah dinanti pekerja dengan penuh harap sejak beberapa waktu lalu, dan kini terjawab sudah rasa penasaran dan harap-harap cemas para pekerja dari berbagai provinsi.

Hingga saat ini, Kompas.com mencatat sebanyak 31 provinsi diketahui sudah mengumumkan besaran Upah Minimum Provinsi (UMP) 2022.

Masih ada 3 provinsi lagi yang belum mengumumkan UMP 2022, yakni Nanggroe Aceh Darussalam, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Maluku.

Melihat dari besaran UMP 2022 tersebut, DKI Jakarta masih menempati posisi tertinggi dengan nilai UMP Rp 4.452.724 naik dari sebelumnya Rp 4.416.186,548.

Posisi UMP terendah masih dipegang Proviinsi Jawa Tengah, yaitu Rp 1.813.011 naik dari sebelumnya 1.798.979.

Sedangkan kenaikan UMP 2022 dalam nilai rupiah yang cukup signifikan mencapai nilai di atas Rp 300.000 adalah Provinsi Kalimantan Utara sebesar Rp 3.310.723 naik dari sebelumnya Rp 3.000.804.

Diikuti Sulawesi Tenggara, Kepulauan Riau, dan Maluku Utara yang naik lebih dari Rp 100.000. Selebihnya, kenaikan UMP dalam nilai rupiah rata-rata pada angka belasan ribu hingga puluhan ribu rupiah.

Melihat angka rata-rata tersebut, bisa dikatakan kenaikan UMP 2022 kali ini sangat minim.

Misalnya untuk DKI Jakarta, kenaikan dalam rupiah hanya sebesar Rp 35.538. Coba kita bandingkan dengan harga kebutuhan pokok seperti minyak goreng yang mencapai Rp 20.000 per liter atau telur ayam di harga Rp 24.000 per kilogram.

Harga minyak goreng dan telur ini adalah harga yang saya temui di warung-warung sekitar tempat tinggal saya. Dengan kenaikan upah sebesar Rp 35.538 berarti setara dengan 1 lter minyak goreng ditambah 0,625 kg telur atau setengah kg lebih.

Melihat kondisi ini tentu bisa dimaklumi bila akhirnya pekerja atau buruh teriak-teriak. Kenaikan UMP pekerja tidak sebanding dengan kenaikan harga kebutuhan pokok.

Bagi pekerja yang masih single, kenaikan UMP yang minim tersebut mungkin tidak terlalu berpengruh signifikan pada pemenuhan kebutuhan hidupnya, karena hanya membiayai diri sendiri, atau mungkin sesekali memberikan pada orangtua.

Namun, tidak demikian halnya bagi pekerja yang telah berkeluarga. Banyak pos-pos yang telah menanti untuk disiapkan setiap kali menerima gaji di awal atau di akhir bulan.

Buruh dan pekerja sebenarnya tidak menuntut terlalu banyak. Mereka hanya mengharapkan bagiamana penghasilan yang diperoleh dapat memberikan kehidupan yang lebih layak.

Namun, tidak dapat disangkal bahwa pandemi yang sudah berjalan hampir dua tahun telah suksea memukul banyak pelaku usaha.. Meskipun tidak semua pengusaha terdampak pandemi.

Oleh karena itu, mau tidak mau, siap tidak siap, pekerja terutama yang telah memiliki keluarga harus melakukan sesuatu.

Sekalipun kenaikan UMP 2022 ini jauh dari harapan, life must go on, hidup harus terus berlanjut.

Ini saatnya pekerja berkolaborasi bersama pasangan dan anggota keluarga lainnya menyiasati kenaikan UMP yang minim ini dengan berbagai penghematan. 

Hemat listrik 

Menghemat pemakaian listrik tidak hanya sekadar mematikan lampu yang tidak diperlukan, atau membatasi penggunaan alat elektronik. 

Namun, lebih dari itu, yaitu bagaimana mengubah gaya hidup untuk tidak bergantung sepenuhnya pada listrik. Terutama untuk peralatan listrik yang memiliki daya yang cukup besar.

Apa saja misalnya? Alih-alih memasak nasi memakai rice cooker atau penanak nasi listrik, kenapa tidak beralih memasak nasi secara tradisional. Memasak nasi secara tradisional bisa dengan cara menanak dan mengukus menggunakan kompor.

Secara hitung-hitungan, memasak nasi menggunakan kompor akan lebih hemat dibandingkan menggunakan rice cooker. Saya pun telah bertahun-tahun melakukan cara ini, dan terbukti lebih irit listrik.

Contoh penghematan listrik lainnya adalah dengan tidak menggunakan pemanas air listrik atau dispenser. Lebih baik memasak sendiri air panas menggunakan kompor lalu menyimpannya dalam termos.

Sewatu-waktu membutuhkan air panas, tinggal mengambilnya dari termos. Memasak air juga untuk menggantikan air mineral kemasan galon.

Membeli air kemasan galon cukup menguras anggaran. Satu galon air isi ulang biasa saja seharga Rp 7.000. Bila satu galon untuk penggunaan selama 3 hari, dalam sebulan harus mengeluarkan Rp 70.000.

Belum lagi kalau air isi ulang kemasan pabrik, harganya mencapai Rp 15. 000 -Rp 20.000 per galon. Andaikan dalam satu minggu pemakaian 2 galon saja, pengeluaran satu bulan mencapai Rp 120.000-Rp 160.000. Cukup besar kan? Padahal bila memasak air sendiri tidak akan sampai sebesar itu pengeluarannya.

Jadi dengan memasak air, kita sudah menghemat dua pos, yakni tagihan listrik dan pengeluaran untuk membeli air kemasan galon.

Bukan hanya itu, penghematan listrik juga bisa dilakukan dengan membatasi penggunaan setrika. Setrika merupakan salah satu alat eletronik yang memiliki daya yang cukup besar. 

Caranya dengan memilah pakaian mana yang harus disetrika dan mana yang tidak.

Untuk menghemat, hanya pakaian kerja, seragam sekolah dan pakaian yang akan digunakan untuk beraktivitas di luar rumah yang wajib disetrika. Ternasuk juga sprei dan handuk.

Sedangkan pakaian yang hanya dikenakan sehari-hari di dalam rumah, tidak disetrika pun tidak masalah.

Apalagi bila cuaca sedang panas-panasnya. Pakaian dapat dijemur pada area yang terkena panas matahari langsung. Bakteri dan kuman akan mati ketika terkena panas matahari langsung.

Bagaimana caranya agar pakaian yang tidak disetrika bisa tetap rapi? Sesaat seelah diambil dari jemuran pakaian harus langusng dilipat dan disimpan dalam lemari.

Perkecualian dilakukan saat musin penghujan tiba. Ketika hujan terus mengguyur sepanjang hari, pakaian biasanya tidak mencapai kering maksimal. Bila dibiarkan tanpa disetrika, dikhawatirkan jamur dan bakteri tumbuh berkembang pada pakaian yang lembab. 

Beralih ke pola hidup sehat

Minyak goreng sedang mahal-mahalnya, untuk itu tidak ada salahnya beralih ke pola hidup sehat, tanpa minyak, tanpa goreng-goreng. 

Kita tinggal memilih cara mengolah bahan pangan. Bisa direbus, dikukus atau dipanggang. 

Penghematannya lumayan besar. Bila dalam sebulan menghabiskan 2 liter minyak goreng saja, ini artinya ada penghematan sebesar Rp 40.000.

Selain itu, tidak ada ruginya pula menghindari jajan-jajan yang tidak penting, seperti minuman-minuman manis kekinian yang hanya menumpuk kalori dan lemak dalam tubuh, juga membuat pengeluaran membengkak.

Batasi jalan-jalan yang mengeluarkan uang

Bila ingin berjalan-jalan bersama keluarga, kita biaa memilih tempat-tempat yang tidak memerlukan biaya atau karcis masuk. Misalnya ke taman bermain yang ada di area-area perumahan, atau berwisata ke tepi danau.

Hindari jajan saat berwisata bersama keluarga. Membawa bekal makanan dan minuman dari rumah merupakan pilihan bijak.

Ada baiknya pula menghindari berjalan-jalan ke mal atau menonton bioskop karena pasti akan menguras isi dompet.

Hemat bahan bakar

Penggunaan kendaraan bermotor membutuhkan bahan bakar yang harus dibeli dengan uang. Untuk menghemat pos pengeluaran bahan bakar, penggunaan kendaraan bermotor sebisa mungkin dibatasi.

Misalnya kendaraan hanya digunakan untuk bekerja dan atau ke sekolah. Jika hendak bepergian ke minimarket atau ke tempat yang lokasinya tidak jauh dari rumah, bisa dengan berjalan kaki atau bersepeda saja. Hemat dan sehat.

Kendalikan nafsu belanja

Ketika tergoda untuk membeli suatu barang, pikir kembali apakah barang tersebut kita butuhkan. Karena lebih baik membeli barang yang memnag dibutuhkan, bukan yang diinginkan.

Jangan juga mudah terpengaruh dengan aneka diskon yang ditawarkan oleh berbagai marketpalce maupun toko online. Kecuali kita benar-benar membutuhkan barang diskon tersebut.

Kita memang tidak bisa mengendalikan besar kecilnya kenaikan UMP. Kita juga tidak bisa mengendalikan harga kebutuhan sehari-hari. Namun, kita bisa menyiasatinya dan melakukan sesuatu agar penghasilan yang diterima cukup bagi keluarga kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun