Meskipun kondisinya cukup nyaman menurut saya, entah kenapa seringkali mereka tidak betah.
Bahkan ada yang suaminya langsung menjemput ke rumah dan mengajaknya segera pulang dengan berbagai alasan.
Berbagai drama ini cukup membuat kakak saya lelah. Apalagi mengambil ART dari agen penyalur harus bayar kepada pihak agen. Masak iya setiap tiga bulan harus cari ART baru dan bayar fee lagi ke agen?
Sampai-sampai kami beranggapan jangan-jangan ini adalah cara nakal yang sengaja dilakukan agar agen penyalur terus mendapat uang fee dari majikan baru. Entahlah.
Ada lagi ART yang baru kerja beberapa hari, belum genap satu minggu, tiba-tiba kabur dengan membawa celana jin baru kesayangan saya, hiks.
Ketika saya telah menikah dan pindah tinggal bersama suami, kakak tidak berhenti berurusan dengan ART yang bermasalah.
Puncaknya, ketika ART di rumahnya yang baru berusia 19 tahun ketahuan membawa masuk pacarnya ke rumah bahkan sampai ke dalam kamarnya, ketika kakak sedang bekerja.
Mereka menjadikan rumah kakak sebagai tempat pacaran dan berasyik-masyuk di sana. Parahnya, kejjadian ini sudah berlangsung berkali-kali dan diketahui juga oleh keponakan kami, tetapi keponakan tidak berani bicara karena pacar ART mengancamnya untuk tidak melaporkan ke kakak.
Untunglah keponakan saya tidak kenapa-kenapa. Saya sempat khawatir ketika mendengar kabarnya karena keponakan saya ini perempuan. Ternyata dia selalu menghabiskan waktu di dalam kamarnya ketika pacar ART itu datang ke rumah.
Sebenarnya tidak ada yang salah kalau ART punya pacar. Itu hak setiap orang. Cuma ya jangan bawa masuk ke dalam rumah secara diam-diam. Terkesan sengaja memanfaatkan situasi sepi tanpa majikan untuk berbuat tidak benar.
Tidak perlu berlama-lama, kakak langsung memulangkan ART ini. Keponakan saya pun langsung dibawa pindah tinggal bersama orangtua saya.