Seorang keponakan saya, berusia 11 tahun, duduk di kelas 5 sebuah SDN di Jakarta, positif Covid-19.Â
Hasil ini didapat setelah dilakukan test swab pada hari Minggu kemarin di sebuah puskesmas. Â
Gejala tidak enak badan sudah dirasakan keponakan saya sejak hari Jumat sepulang dari sekolah. Sedangkan demam baru dirasakannya Minggu dini hari. Pagi itu juga orangtuanya langsung membawa anak ini ke puskesmas terdekat.
Virus Corona tersebut diduga tertular dari seorang guru yang mengajar di kelasnya. Guru ini mengajar di kelas keponakan saya pada hari Senin pada awal minggu lalu, dalam kondisi batuk-batuk. Satu atau dua hari kemudian, sang guru menjalani test swab dan dinyatakan positif Covid-19.
Pada hari Kamis, tracing dan test swab pun dilakukan kepada semua siswa satu kelas, juga siswa dan guru lain yang kontak erat.Â
Dari hasil test swab, semua siswa satu kelas termasuk keponakan saya, di mana guru itu mengajar dinyatakan negatif.
Agak membingungkan juga, hasil test pada hari Kamis negatif, tetapi esok harinya, anak ini merasakan tidak enak badan, dan hari Minggu kemarin dinyatakan positif.
Selanjutnya, test swab juga langsung dilakukan pula pada orangtuanya, dan syukur hasilnya negatif.
Karena gejalanya tergolong ringan, hanya demam tanpa batuk pilek, maka diputuskan keponakan saya ini dirawat dan isolasi di rumah saja. Lagipula, tidak mungkin dirawat di rumah sakit tanpa pendampingan orangtua.
PTM sebaiknya ditinjau ulang