Indonesia patut berbangga dan mensyukuri Heritage of Toba sebagai kekayaan Wonderful Indonesia yang tiada duanya. Pemerintah Jokowi sendiri sebelumnya telah menetapkan Toba sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP Toba).
Ditetapkannya kawasan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mengangkat derajat Danau Toba pada destinasi pariwisata go international.Â
Pengelolaannya jangan lagi abal-abal, karena DSP Toba bukan "kaleng-kaleng". Levelnya "kelas dunia". Artinya pengelolaanya pun wajib berkelas dunia pula.
Kerjasama sinergis seluruh stakeholder, pemerintah 7 kabupoten, termasuk masyarakat Toba menjadi faktor kekuatan. DSP Toba harus terus mempercantik diri dan gencar melakukan promosi. Tentu dengan tetap menjaga semangat geopark yaitu mengintegrasikan pengelolaan warisan geologi (geological heritages) dengan warisan budaya (cultural heritages). Tujuannya antara lain, konservasi, edukasi dan sustainable development.
Banyak hal bisa dilakukan untuk megembangkan pariwisata yang berkualitas, berkelanjutan, ramah lingkungan serta menyejahterakan masyarakat yang ada di kawasan Danau Toba.Â
1. Menbenahi infrastruktur jalan.
Melihat topopgrafi alam Toba yang berbukit-bukit, infrastruktur jalan harus menjadi perhatian serius. Karena bila tidak, nyawa wisatawan taruhannya.
Bukan rahasia lagi kalau beberapa bagian jalan di sana bikin penggunanya "sport jantung". Khilaf sedikit saja, jurang menanti di bawah.Â
2. Mempercantik desa desa sekitar spot destinasi wisata.
Penataan kampung, perbaikan rumah penduduk, pengadaan sanitasi lebih baik, perbaikan jalan desa, jembatan dan dermaga sebaiknya dioptimalkan. Termasuk penataan warung-warung kopi tempat favorit berkumpulnya kaum lelaki di sana, sehingga tetap menjadi warung kopi tradisional, tetapi nyaman, bersih dan aman untuk disinggahi wisatawan.
Nantinya rumah-rumah yang telah diperbaiki bisa dijadikan homestay bagi wisatawan.
3. Promosi ala zaman now dengan memanfaatkan teknologi digital dan melibatkan kaum milenial.
Mengapa kaum milenial? Karena mereka yang paling akrab dengan teknologi digital.
Jadi, pemda 7 kabupaten di DSP Toba bisa mendorong, menggerakkan serta memfasilitasi sebanyak-banyaknya kaum milenial di wilayahnya untuk mengabadikan berbagai keindahan, fenomena alam, keanekaragaman hayati, keunikan budaya dan tradisi, aktivitas ekonomi kreaftif, dan kegiatan menarik apapun di daerahnya masing-masing dalam bentuk konten.