Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ujian Hidup Menghampiri, Jangan Patah Semangat

1 Juli 2021   05:17 Diperbarui: 1 Juli 2021   05:25 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang tertekan karena ujian kehidupan (Sumber : Pexels.com/KAT JAYNE)

Ujian dalam kehidupan mungkin terlihat dan terasa sulit ketika dijalani, namun janganlah patah semangat. Sesungguhnya ujian hidup tak pernah sia-sia. Ada nilai-nilai indah yang bisa dipetik darinya.

Tidak bisa dipungkiri, badai Covid-19 yang tak henti bertiup selama lebih kurang 1,5 tahun ini telah memorak-porandakan banyak sendi kehidupan.

Tua, muda, kecil, besar, karyawan, pengusaha, pelajar, mahasiswa, tenaga kesehatan, pemerintah, bahkan ibu rumah tangga sekalipun mengalami guncangan di bidanngnya masng-masing. 

Tidak hanya itu, banyak keluarga atau rumah tangga juga terguncang akibat pandemi ini. Baik terguncang akibat masalah kesehatan, masalah keuangan, masalah pekerjaan, maupun masalah pendidikan.

Guncangan-guncangan atau berbagai masalah yang menghampiri ini dapat kita sebut sebagai ujian kehidupan yang mau tidak mau, suka atau tidak suka mesti kita lewati.

Respon setiap orang ketika melewati ujian kehidupan pun beraneka ragam. Ada yang menggerutu dan bersungut-sungut sepanjang hari, sepanjang minggu, bahkan sepanjang pandemi ini. Namun tak sedikit pula yang menerima dan menjalaninya dengan tetap menjaga hati untuk selalu bersyukur dan bersukacita.

Tanpa kita sadari, ujian yang kita terima sebenarnya membawa pengaruh atau dampak yang baik bagi diri dan hidup kita. 

Mengeluh dan menggerutu di tengah ujian taklain hanya akan memperparah keadaan, merusak kebahagiaan, dan berpotensi menciptakan masalah baru.

Dalam sebuah ibadah online pada hari minggu lalu, saya mendapatkan tambahan pemahaman akan nilai-nilai indah yang bisa dipetik dari berbagai ujian hidup yang kita lewati.

1. Menaikkan level
Seperti halnya sekolah, ketika hendak naik kelas, atau naik tingkat, atau naik level, siswa diwajibkan untuk mengikuti ujian. 

Ujian tersebut bisa saja mudah, namun bisa pula sulit, bergantung pada bagaimana siswa mempersiapkan diri dalam belajar.

Begitu pula dengan kehidupan. Ketika menghadapi ujian kehidupan, sesungguhya kita sedang dalam proses kenaikan tingkat atau level kehidupan.

Kuat atau tidaknya kita melewati ujian bergantung pada seberapa baik kita sudah mempersiapkan hati dan diri kita, belajar dari berbagai proses kehidupan yang telah dilalui sebelumnya.

Ketika kita mampu melewati ujian dengan baik dan akhirnya kita lulus, level diri pribadi kita pun semakin meningkat menjadi seorang yang semakin tahan uji dalam menghadapi berbagai masalah.

Dalam kitab suci, pengajaran tentang ujian kehidupan bisa kita ambil dari sosok Yusuf.

Yusuf semula merupakan seorang anak manja kesayangan ayahnya. Tetapi kemudian, oleh rasa iri hati dan cemburu yang membara atas perlakuan pilih kasih ayah mereka, Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya sebagai budak lalu dibawa ke Mesir dan dijual kepada Potifar, seorang kepala pengawal istana Firaun.

Pada zaman itu, budak merupakan kasta terendah dalam strata kehidupan manusia. Dimana seorang budak tidak memiliki hak sama sekali bahkan pada hidupnya sendiri.

Tetapi justru dalam keadaan sebagai budak, Yusuf dibentuk menjadi seorang yang bertanggungjawab, kuat, dan tangguh.

Pada perjalanan puncak kehidupannya, akhirnya Yusuf justru menjadi penguasa Mesir, dengan kekuasaan satu tingkat di bawah Raja Firauan.

Dari kisah ini bisa dipetik pelajaran bahwa ujian yang dialami, sesulit apapun akan membawa kita pada level kepribadian yang lebih baik.

Andaikata dalam perjalanan kehidupan selanjutnya muncul masalah serupa pun, kita tidak lagi menganggap masalah itu sebagai masalah berat, karena kita pernah menghadapinya dan berhasil melewatinya.

2. Memperbaiki bahkan mengubah karakter dan perilaku kita
Tanpa disadari, berbagai ujian kehidupan perlahan tapi pasti akan memperbaiki bahkan mengubah karakter kita.

Karakter-karakter jelek dan tidak membawa dampak positif pada kehidupan kita semakin lama akan terkikis bersama berlalunya ujian kehidupan.

Misalnya, ujian kehidupan membuat kita tidak lagi mudah marah atau emosi, tidak lagi gampang baperan, tidak lagi nudah sakit hati, atau sedikit-sedikit tersinggung.

Ujian kehidupan pun terkadang mampu mengubah kita untuk dapat lebih menghargai orang lain, mengedepankan tenggang rasa, lebih murah hati, bahkan mampu memunculkan berbagasi sifat baik lainnya.

Oleh masalah pula, kita juga akan mengubah perilaku kita. Misalnya karena pernah terinfeksi Covid-19 akhirnya seseorang lebih peduli akan kesehatan. Atau mengalami masalah keuangan karena pandemi, akhirnya mulai belajar untuk berhemat, dan berbagai perubahan perilaku lainnya.

3. Cara Tuhan menggenapi rencaanya-Nya.
Sebagai umat yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita tentu percaya bahwa ujian yang kita lewati boleh berlaku atas seijin Tuhan.

Tak ada ujian yang luput dari perhatian-Nya. Semua ujian pun diijinkan sesuai dengan kemampuan umat-Nya.

Terkadang kita tidak mengerti mengapa kita boleh dan diijinkan menghadapi ujian kehidupan. Sebagian kita mungkin malah menganggap ujian sebagai petaka.

Lalu kita merasa seakan dicabut dari zona nyaman kita, lalu dilemparkan ke tempat atau situasi yang menakutkan dan tidak kita kenal sebelumnya.

Padahal, bila kita mau berpikir positif, bisa jadi ujian ini adalah bagian dari rencana Tuhan untuk menempatkan kita pada zona yang jauh lebih nyaman lagi sesuai dengan rencana Tuhan.

Sesunguhnya, Tuhan bisa menggunakan beragam cara untuk menempatkan kita pada rencana-Nya, termasuk melalui ujian kehidupan yang terlihat sulit sekalipun.

4. Mengajarkan hal-hal baru
Masalah seringkali mengajarkan kita hal-hal baru yang sangat bermanfaat yang tidak kita mengerti sebelumnya. 

Pandemi ini saja misalnya, membuat para siswa harus belajar secara online dari rumah. Banyak yang merasa ini terasa sulit di awal. Baik murid, guru, maupun orangtua harus belajar lagi cara pengoperasian berbagai media digital guna kelancaran pembelajaran secara online, dan ini menjadi masalah bagi sebagian yang mengalaminya. 

Namun, justru karena dengan pembelajaran daring, sebagian besar guru, siswa dan orangtua murid akhirnya menjadi lebih melek teknologi. Ada manfaatnya kan?

Begitu pula dengan berbagai masalah kehidupan lainnya, mari melihat dari sisi positifnya, bahwa banyak hal baru yang dapat kita pelajari.

5. Menjadikan keluarga tangguh

Bagi mereka yang sudah berkeluarga, ujian kehidupan seharusnya mampu membuat ikatan keluarga semakin kuat.

Penting disadari, siap berkeluarga berarti siap pula bergaul erat dengan masalah.

Masalah atau ujian yang menghampiri sebuah keluarga bisa datang dari berbagai penjuru. Bisa datang dari pekerjaan, dari keuangan, dari kesehatan, dari mertua, ipar, bahkan keluarga besar.

Sehebat apapun sebuah keluarga, sebanyak apapun hartanya, atau setenang apapun terlihat dari luar, pasti pernah menghadapi ujian.

Namun dalam situasi tersebut justru ketangguhan keluarga sedang diuji. Apakah suami istri tetap saling setia, tetap saling menguatkan, tetap saling begandengan tangan? 

Ataukah justru sebaliknya, suami istri saling melepaskan genggaman, berjalan sendiri-sendiri, saling menyalahkan, saling menghakimi, bahkan berhenti untuk saling mencintai.

Melalui ujian, setiap keluarga diuji apakah mampu bertahan bersama melewatinya.

Setiap keputusan yang diambil guna menyelesaikan atau menghadapi masalah, sebaiknya tetap mengutamakan keutuhan keluarga di atas segalanya. Jangan pernah sampai berpikir untuk menyerah dan membiarkan keluarga tercerai-berai.

Sungguh disayangkan memang bila hanya karena sebuah masalah, keutuhan keluarga menjadi hancur berantakan. Saat pandemi ini misalnya, janganlah karena masalah ekonomi, suami istri jadi bercerai. 

Untuk itu dibutuhkan kedewasaan berpikir dan kedewasaan dalam mengambil sikap di tengah masalah yang dihadapi. 

Bila menghadapi badai dan akhirnya mampu melewati dengan bergandengan tangan, di titik itulah sebenarnya kekuatan sebuah keluarga sebagai sebuah tim semakin kokoh.

Salam.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun