Lilac mungkin satu contoh kesalahan pengambilan keputusan yang berakibat fatal. Belum benar-benar mengenal calon pasangan, berani menerima lamarannya, hanya karena sebuah target dan obsesi.
Entah apa yang ada dalam pikiran Lilac ketika membuat target tersebut. Sepertinya, Lilac memiliki ketakutan tersendiri memasuki masa transisi menuju dewasa di usia 25 tahun. Ketakutan utamanya adalah belum menikah di usia tersebut, sementara hampir semua teman wanitanya telah menikah.
Sepertinya Lilac kurang percaya diri bila memasuki usia seperempat abad masih dalam kondisi single. Lilac takut dirinya terlalu tua untuk dilirik laki-laki. Sehingga Lilac pun takut tidak ada lagi laki-laki yang akan datang melamarnya setelah usianya lewat 25 tahun.
Sebenarnya ketakutan itu wajar-wajar saja. Mungkin sebagian wanita yang masih single di usia 25 tahun pernah mengalaminya. Semuanya bergantung pada bagaimana kita mengelola ketakutan itu.
Saya sendiri pernah mengalaminya. Pada usia tersebut, jangankan ada bayangan untuk menikah, punya pacar saja tidak.
Namun ketika itu, saya berusaha untuk mengalihkan ketakutan tersebut dengan berpikir positif, bahwa TUHAN pasti telah menyediakan seseorang yang terbaik untuk menjadi pasangan hidup saya. Hanya tinggal menunggu waktu-NYA saja.Â
Saya pun menanamkan dalam hati dan pikiran, bahwa setiap orang memiliki waktu dan proses yang berbeda-beda dalam menemukan pasangan hidupnya. Jadi saya tidak perlu panik ketika melihat beberapa teman wanita telah menikah.
Dan terbukti, akhirnya saya bertemu dengan suami saya, lalu akhirnya menikah, walaupun tidak di usia 25 tahun.
Jadi, buat kamu, adik-adik muda yang masih jomlo, kalau sampai usia 25 tahun kamu masih single, jangan panik.Â
Jangan memaksakan diri menikah hanya karena target dan obsesi usia menikah. Kenali dan cermati dengan baik sifat, karakter dan perilaku calon jodohmu itu, sebelum kamu menerima pinangannya.
Apakah kamu bisa menyesuaikan diri dengan segala karakter dan perilakunya. Dan apakah kamu siap menerima segala kekurangan dan kelebihannya agar tidak muncul kekecewaan pada akhirnya.Â