Akhirnya, Lilac pun menerima lamaran Loven. Dan 3 bulan sebelum Lilac berulang tahun ke-25, Lilac resmi menjadi istri Loven.
***
Setelah menikah, apa yang menjadi ketakutan dan kebimbangan Lilac menjadi kenyataan. Loven menunjukkan sifat aslinya. Masa-masa pacaran yang indah tidak tampak lagi setelah mereka menikah.
Loven yang sesungguhnya adalah laki-laki dengan temperamen kasar, suka membentak, gampang meledak-ledak, bahkan tidak segan main tangan bila emosinya sudah tidak terkendali. Lilac sudah pernah ditampar, ditendang, bahkan dicekik.Â
Setelah beberapa tahun hidup bersama, kehidupan pernikahan yang indah dan romantis pun hanya menjadi mimpi yang entah kapan akan terwujud. Hanya anak-anak yang mampu menguatkannya untuk tetap bertahan dalam pernikahan bersama Loven.
***
Dari kisah Lilac dan Loven kita belajar, bahwa menikah tidaklah mudah. Tidak semudah berkata:Â Ya, saya bersedia.
Menikah itu menyatukan dua orang yang benar-benar berbeda. Baik dari jenis kelamin, latar belakang, karakter, bahkan kadang pendidikan, suku dan budaya.Â
Oleh karena itu, dibutuhkan waktu yang cukup untuk bisa saling mengenal, beradaptasi dengan perbedaan, serta memantabkan hati untuk menerima atau menolaknya.
Memiliki target untuk usia menikah boleh-boleh saja. Namun janganlah berpikir pendek dan memaksakan diri.Â
Kalaupun kecewa target tidak tercapai, paling tidak kita  terhindar dari kesalahan fatal dalam memilih jodoh.