Suatu ketika, seorang teman yang sedang berkunjung ke rumah, berkata sembari bercanda dengan logat Bataknya yang khas, "Inilah orang kaya ya, di rumah aja pakek sandal."Â
Celotehan ini muncul setelah beberapa kali si teman ini datang ke rumah. Mungkin dia merasa aneh melihat kebiasaan saya mengenakan sandal di dalam rumah. Saya hanya senyum-senyum saja menanggapinya.
Pada persepsi teman saya ini, hanya orang kaya yang mengenakan sandal di dalam rumah. Apa benar seperti itu? Ya, nggak lah.
Walaupun rumah saya berukuran minimalis, saya mengenakan sandal di dalam rumah. Tentu sandal yang saya gunakan merupakan sandal rumah. Artinya, sandal ini khusus digunakan di dalam rumah. Apabila hendak keluar rumah, saya akan berganti alas kaki.
Sebenarnya kebiasaan ini sudah dilakukan sejak masa remaja. Kala itu saya merasa kaki saya lebih hangat bila menggunakan sandal. Berbeda sekali rasanya bila bertelanjang kaki, kaki yang bersentuhan langsung dengan lantai terasa dingin. Terlebih di musim penghujan.
Bukan hanya itu, kaki juga selalu bersih bila mengenakan sandal. Dan saya pun tidak perlu mencuci kaki sebelum tidur, karena sudah mengenakan sandal di rumah.Â
Di samping kedua alasan tadi, ada satu pengalaman berharga yang mengajarkan saya betapa pentingnya mengenakan alas kaki selama di dalam rumah.
Suatu ketika di masa remaja, saya hendak mencuci beberapa botol bekas sirup yang terbuat dari kaca. Botol -botol bekas sirup kala itu memang tidak dibuang, tetapi biasanya digunakan kembali untuk wadah air minum yang akan dimasukkan ke dalam kulkas.
Untuk menghemat waktu, saya langsung membawa beberapa botol itu sekaligus ke tempat cuci piring. Karena kurang hati-hati, sebuah botol jatuh dari pegangan dan pecah berkeping-keping di lantai
Ketika hendak melangkah untuk membersihkan pecahan itu, tak terlihat oleh saya sebuah pecahan besar di lantai. Dan pecahan beling itu pun sukses menembus telapak kaki saya. Teledornya, saat itu saya sedang tidak mengenakan sandal.
Yang terjadi selanjutnya, setelah melepaskan beling itu dari kaki, saya berusaha menghentikan darah yang terus keluar dari luka itu dengan mengikatnya dengan kain. Tetapi sepertinya lukanya cukup dalam dan lebar, sehingga darahnya terus mengucur.