Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Adanya Virus Mutasi, Masih Perlukah Protokol Kesehatan?

4 Januari 2021   23:31 Diperbarui: 4 Januari 2021   23:54 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi virus corona atau Covid-19(SHUTTERSTOCK via Kompas.com)

Tahun telah berganti. Kini kita berada di tahun yang baru, 2021. Namun pandemi Covid-19 belum usai. Bahkan kini virus mutasi dari Corona menjadi ancaman baru bagi masyarakat dunia.

Keadaan ini tentu membuat kita semua khawatir. Termasuk saya dan keluarga. Apalagi bila kami perhatikan saat bepergian ke luar rumah, masih banyak warga yang beraktivitas tanpa mempedulikan protokol kesehatan.

Melihat situasi yang tidak baik ini, saya dan keluarga tidak ingin ikut-ikutan cara hidup yang salah. Sedikitpun kami tidak menegendurkan protokol kesehatan. Gaya hidup sehat pun kami terapkan sebaik mungkin. Lebih -lebih manakala membaca berita bahwa varian baru yang diberi nama VUI-202012/01 ini diketahui memiliki kemampuan penularan lebih tinggi, yakni hingga 70 persen. Kewaspadaan kami kian meningkat.

JIka tidak penting sekali, kami tidak akan keluar rumah. Beberapa keperluan yang menuntut kami keluar rumah seperti, berbelanja kebutuhan dapur dan kebutuhan rumah tangga, ke laundry, membeli makanan kucing peliharaan kami, berkunjung ke rumah kakak saya yang letaknya tidak jauh dari rumah, serta beberapa keperluan lain yang sifatnya mendesak.

Kunjung-mengunjungi kakak ini sebenarnya sudah saya batasi sejak awal pandemi. Kami biasanya hanya bertukar kabar melalui pesan WA. Namun Bulan Desember suasananya ssedikit berbeda. Ada perayaan Natal dan Tahun Baru di bulan ini. Intensitas kunjungan mau tidak mau sedikit lebih banyak dari biasanya. Tetapi tetap dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Seperti tetap memakai masker selama kunjungan, tidak bersalaman dan berpelukan, serta sebisa mungkin menjaga jarak.

Kami membatasi diri untuk bertemu kerabat, bukan tanpa alasan. Ada orangtua yaitu ibu saya yang sudah sepuh yang harus kami lindungi. Ibu tinggal bergantian dengan kami anak-anaknya. Dan kebetulan beberapa bulan ini beliau tinggal bersama Kakak saya. Kami ingin beliau tetap sehat.

Alasan itu pula yang menahan langkah kami untuk tidak berlibur ke kampung halaman suami di Blitar, pada liburan Natal dan Tahun Baru yang baru lalu. Padahal ini sudah kami rencanakan bahkan sejak awal tahun 2020. 

Ibu mertua sama sepuh nya dengan ibu saya. Sudah berusia di atas 70 tahun. Menjadi tugas kami untuk melindungi mereka yang lansia di tengah pandemi ini. 

Di Hari Raya Natal 2020 kemarin pun kami tidak berkunjung ke rumah kerabat yang ada di Jabodetabek. Satu pun tidak. Puji syukur, mereka semua mengerti dan mereka pun menerapkan pola yang sama. 

Dalam situasi pandemi ini, anggota keluarga yang tidak tinggal satu rumah sebaiknya membatasi diri untuk bertemu secara tatap muka. Pertemuan bisa dialihkan dengan cara lain, seperti lewat Zoom meeting yang sedang tren saat ini. Itu pula yang sempat dilakukan keluarga besar kami di Natal dan tahun Baru kemarin.

Bersyukur pula, sekolah di DKI Jakarta masih menerapkan pola Pembelajaran jarak Jauh (PJJ). Sehingga kami sebagai orangtua tidak perlu khawatir akan keselamatan anak kami. 

Suami pun bekerja masih dengan pola hari kerja 2-1. Artinya, setiap dua hari WFO, setelahnya satu hari WFH. Sabtu pun tidak lagi ditetapkan sebagai hari kerja. Sejak pandemi, sabtu menjadi hari libur. 

Selama bekerja suami membekali diri dengan tameng-tameng kesehatan. Seperti cairan pencuci tangan, masker, dan tisu basah. Selama di kantor suami juga tidak menggunakan masker kain. Tetapi menggunakan masker medis, yang setiap 4 jam wajib diganti dengan yang baru. Tujuannya tidak lain untuk melindungi diri dari kemungkinan tertular virus Corona.

Untuk menjaga imunitas tubuh, saya sebagai penanggungjawab urusan dapur, sangat selektif perihal makanan yang saya dan keluarga konsumsi setiap hari. Sebisa mungkin menyediakan makanan dengan gizi seimbang. Dilengkapi dengan konsumsi vitamin setiap hari.

Olahraga pun berusaha rutin kami lakukan meski hanya di rumah. Biasanya kami melakukan senam aerobik bersama mengikuti tutorial video-video senam dari YuTube.

Upaya pencegahan penularan virus Corona hendaknya menjadi kesadaran kita semua sebagai warga bangsa. 

Kepatuhan ini juga sebaiknya dilakukan juga oleh para pelaku ekonomi yang melayani masyarakat umum.

Sekali waktu, saya dan suami berkunjung ke sebuah pasar swalayan yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal kami. Swalayan ini cukup diminati masyarakat di wilayah kami. Selain karena harga barang-barangnya relatif murah, waktu pelayanannya pun sangat mengakomodasi ibu-ibu rumah tangga. Sejak pukul delapan pagi, swalayan ini sudah buka dan melayani pembeli. 

Di pintu masuk dan pintu keluar swalayan disediakan wastafel dengan 3 tiga keran air di masing-masing wastafel. Disediakan pula botol sabun cair pencuci tangan

Entah karena kami yang datangnya terlalu cepat, atau petugas swalayan yang belum siap. Ketika kami hendak mencuci tangan sebelum masuk kedalam swalayan, botol sabun masih kosong. Dan yang paling menjijikan, wadah baki tempat botol sabun tiu diletakkan bergelimang air kotor bekas tumpahan sabun, dan ada kecoak mati mengambang di sana. Terlihat sekali wadah itu belum dibersihkan sejak hari sebelumnya.

Baki sabun berisi kecoa mati (dokpri)
Baki sabun berisi kecoa mati (dokpri)
Setelah saya perhatikan lebih detail, wadah wastafel pun sepertinya sudah lama tidak dibersihkan. Ini terlihat dari banyaknya kerak yang menempel di permukaan wastafel. 

Saya khawatir, pelaksanaan protokol kesehatan hanya sekedar slogan dan formalitas belaka.

Untuk menahan laju pandemi, perlu adanya kesadaran dari para pelaku usaha dan pengawasan bersinambung dari pihak terkait untuk penerapan protokol kesehatan yang benar.

Sekalipun pemerintah telah menyiapkan vaksin, namun perlu waktu dan tahapan-tahapan dalam pendistribusiannya. Sekalipun juga strain baru dikabarkan belum masuk ke wilayah Indonesia, tidak ada salahnya kita tetap berjaga-jaga dengan mempraktikkan aturan kesehatan yang ketat.

Kepatuhan kita pada protokol kesehatan tidak hanya menguntungkan diri kita dan anggota keluarga, tetapi juga orang-orang di sekitar kita, dan dapat berpengaruh pada mayarakat secara luas.

Salam.

Referensi : Kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun