Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Adanya Virus Mutasi, Masih Perlukah Protokol Kesehatan?

4 Januari 2021   23:31 Diperbarui: 4 Januari 2021   23:54 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi virus corona atau Covid-19(SHUTTERSTOCK via Kompas.com)

Suami pun bekerja masih dengan pola hari kerja 2-1. Artinya, setiap dua hari WFO, setelahnya satu hari WFH. Sabtu pun tidak lagi ditetapkan sebagai hari kerja. Sejak pandemi, sabtu menjadi hari libur. 

Selama bekerja suami membekali diri dengan tameng-tameng kesehatan. Seperti cairan pencuci tangan, masker, dan tisu basah. Selama di kantor suami juga tidak menggunakan masker kain. Tetapi menggunakan masker medis, yang setiap 4 jam wajib diganti dengan yang baru. Tujuannya tidak lain untuk melindungi diri dari kemungkinan tertular virus Corona.

Untuk menjaga imunitas tubuh, saya sebagai penanggungjawab urusan dapur, sangat selektif perihal makanan yang saya dan keluarga konsumsi setiap hari. Sebisa mungkin menyediakan makanan dengan gizi seimbang. Dilengkapi dengan konsumsi vitamin setiap hari.

Olahraga pun berusaha rutin kami lakukan meski hanya di rumah. Biasanya kami melakukan senam aerobik bersama mengikuti tutorial video-video senam dari YuTube.

Upaya pencegahan penularan virus Corona hendaknya menjadi kesadaran kita semua sebagai warga bangsa. 

Kepatuhan ini juga sebaiknya dilakukan juga oleh para pelaku ekonomi yang melayani masyarakat umum.

Sekali waktu, saya dan suami berkunjung ke sebuah pasar swalayan yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal kami. Swalayan ini cukup diminati masyarakat di wilayah kami. Selain karena harga barang-barangnya relatif murah, waktu pelayanannya pun sangat mengakomodasi ibu-ibu rumah tangga. Sejak pukul delapan pagi, swalayan ini sudah buka dan melayani pembeli. 

Di pintu masuk dan pintu keluar swalayan disediakan wastafel dengan 3 tiga keran air di masing-masing wastafel. Disediakan pula botol sabun cair pencuci tangan

Entah karena kami yang datangnya terlalu cepat, atau petugas swalayan yang belum siap. Ketika kami hendak mencuci tangan sebelum masuk kedalam swalayan, botol sabun masih kosong. Dan yang paling menjijikan, wadah baki tempat botol sabun tiu diletakkan bergelimang air kotor bekas tumpahan sabun, dan ada kecoak mati mengambang di sana. Terlihat sekali wadah itu belum dibersihkan sejak hari sebelumnya.

Baki sabun berisi kecoa mati (dokpri)
Baki sabun berisi kecoa mati (dokpri)
Setelah saya perhatikan lebih detail, wadah wastafel pun sepertinya sudah lama tidak dibersihkan. Ini terlihat dari banyaknya kerak yang menempel di permukaan wastafel. 

Saya khawatir, pelaksanaan protokol kesehatan hanya sekedar slogan dan formalitas belaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun