Kue lumpur termasuk kategori kue basah, sehingga tidak tahan lama. Teksturnya akan sangat lembut seperti lumpur bila masih panas, dan sedikit mengeras saat telah dingin. Sangat cocok disajikan pada pagi atau sore hari sebagai teman minum teh atau kopi.
Rasa kue lumpur yang terbuat dari ubi jalar dan susu ternyata tidak jauh berbeda dengan rasa kue lumpur yang terbuat dari kentang dan santan yang biasa saya beli.
Secara hitung-hitungan ibu rumah tangga hal ini pun lebih menguntungkan karena harga ubi jalar yang jauh lebih murah daripada kentang.Â
Apalagi di bulan-bulan ini sepertinya petani ubi sedang panen. Ini terbukti dengan cukup banyaknya ubi jalar dijual di warung-warung sayur di wilayah kami melebihi waktu-waktu sebelumnya. Dengan harga jual rata-rata Rp 6000,-per kilogram.
Namun di sini tidak ada maksud mendiskriminasi petani kentang. Hanya saja, karena pemanfaatannya yang sudah sangat beragam, nilai jual kentang jauh lebih tinggi daripada ubi jalar yang pendayagunaannya belum maksimal.
Dengan memanfaatkan ubi jalar sebagai bahan dasar berbagai penganan, secara tidak langsung kita telah membantu petani ubi untuk bertahan di tengah situasi ekonomi kini yang sedang lesu akibat pandemi.
Selamat mencoba.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H