Meskipun di beberapa keluarga, karena kondisi-kondisi tertentu, terkadang sang istri yang berperan sebagai pencari nafkah utama, namun meruapakan hal yang wajar bila seorang ayah mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya. Apalagi bila secara fisik dan mental ayah dalam kondisi sehat sempurna.
Menjadi hal yang memalukan bila ayah hanya berleha-leha tanpa melakukan apapun.
Mencari nafkah juga tidak harus keluar dari rumah. Bila memiliki ketertarikan pada bidang tertentu dan bisa diaplikasikan dengan kemajuan teknologi saat ini, di rumah saja pun bisa menafkahi keluarga.
Namun dengan satu syarat, tetap menerapkan disiplin dan meimiliki target yang jelas. Bukannya bersantai atau malah lebih banyak tidur daripada bekerja.
Pelindung
Ayah harus mampu melindungi keluarganya dari berbagai bahaya yang berasal dari luar, baik dalam bentuk fisik maupun non fisik. Ayah juga berkewajiban menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangganya.
Kalau sampai terjadi hal buruk pada anggota keluarga, berarti ayah tersebut gagal memenuhi tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelindung keluarga.
Partner ibu
Posisi ayah sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah utama, tidak menjadikannya sebagai raja dan sosok yang bebas dari pekerjaan rumah tangga.
Pekerjaan ibu rumah tangga bukanlah pekerjaan mudah. Begitu banyak energi yang tercurah di dalamnya, baik fisik maupun mental.
Oleh karena itu ayah harus mampu menjadi partner ibu dalam mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga. Baik mencuci, memasak, bersih-bersih rumah, atau momong anak. Ini berguna untuk menghindari pertengkaran akibat konflik peran. Kehidupan rumah tangga pun akan lebih harmonis.