Uang bisa dicari, tetapi masa kecil anak tak bisa diulang kembali.
Menilik adanya kecenderungan meningkatnya gaya hidup yang mengikuti peningkatan penghasilan, maka berapapun uang yang didapatkan dari hasil bekerja tidak akan pernah cukup. Yang sebenarnya adalah "dicukup-cukupkan".
Andaikata sampai terjadi hal buruk pada anak akibat ketidakmampuan mengawasi karena saya bekerja, tentu akan menjadi penyesalan tak berujung sepanjang hayat. Ini yang saya hindari. Jangan sampai terjadi pada anak-anak kita.
Bekerja, menghasilkan uang, dan membangun karir tidak melulu dari kantor. Di rumah pun banyak hal yang bisa dilakukan. didukung dengan kemajuan teknologi di era digital ini. Banyak pekerjaan yang mampu menghasilkan rupiah meskipun hanya dikerjakan dari rumah.
Akhirnya, di usia anak saya satu tahun, saya resmi berhenti jadi wanita kantoran.
Beberapa tahun setelahnya sering timbul penyesalan juga keinginan untuk kembali bekerja. Namun seiring berjalannya waktu, keinginan itu perlahan terbang dan tak terpikirkan lagi. Apalagi sejak saya mampu menyibukkan diri dengan berbagai hal yang berkaitan dengan hobi dan passion saya, memanfaatkan kemajuan teknologi, dan sedikit-sedikit bisa menghasilkan uang.
Kini 11 tahun sudah saya mengabdikan diri sebagai ibu rumah tangga. Saat ini pun sudah tidak ada lagi penyesalan.Â
Tatkala saya mampu melihat dan mendampingi pertumbuhan dan perkembangan anak, menjaganya dari segala bahaya dan celaka, melindunginya dari berbagai kemungkinan kejahatan pada anak termasuk kekerasan seksual, menjadi guru privatnya, menjadi temannya bercanda, serta menjadi "sahabat karib"nya, sungguh karunia Tuhan yang luar biasa yang tiada henti saya syukuri.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H