Alkisah, di sebuah keluarga, terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anak. Satu perempuan dan dua laki-laki.
Ayah dan ibu yang berbahagia ini sangat menyayangi ketiga putra-putrinya. Semuanya sama di mata mereka, tak ada yang lebih di sayang, tak ada perbedaan.Â
Si sulung perempuan sangat cantik dan rupawan. Perpaduan darah timur dan barat Indonesia membuat si sulung begitu menawan. Sejak remaja hingga dewasa, tak terhitung bujang dan tuan yang berusaha memikat hatinya.
Namun di balik kecantikan si sulung, tersimpan sikap mental serta karakter yang sangat berbeda dari kedua saudara laki-lakinya. Jiwa pembangkang, ingin menang sendiri dan egois sangat kental mengalir dalam darahnya. Semua aturan orangtua ingin dilanggarnya, hidup ingin dijalani dengan caranya sendiri. Menganggap dirinya paling benar, juga paling benci dinasehati, apalagi oleh kedua orangtuanya.
Orangtua baginya hanyalah produk jadul yang sudah ketinggalan jaman. Dimana pikiran, pendapat dan nasihat-nasihatnya sudah tak lagi masuk akal diterapkan di jaman high technology.
Begitu pula dalam hal memilih pasangan hidup, si sulung tak mau diatur-atur. Dia harus memilih sendiri dan dengan cara dan kriterianya sendiri. Sesungguhnya orangtuanya pun tak pernah mengatur pilihan jodohnya. Wajar saja kalau orangtua memberi nasihat untuk lebih selektif dalam memilih pasangan hidup, demi kebahagiannya sendiri.
Sampai suatu ketika, setelah berkali-kali menjalin cinta dengan beberapa lelaki dan berakhir dengan kegagalan, si sulung berkenalan dengan seorang pria, melalui sosial media. Dan entah kenapa, kali ini si sulung jatuh cinta setengah mati pada si lelaki. Hingga rela mendatangi laki-laki itu yang tinggal di lain kota. Profil di medsos yang tampak mentereng dan menjanjikan sepertinya telah menyihir si sulung begitu kuat.
Kedatangan yang semula hanya sekali, akhirnya berulang hingga berkali-kali, bahkan sampai menginap di rumah sang lelaki. Tanpa diketahui kedua orangtuanya. Apalagi si sulung tinggal sendiri, nge-kost di sebuah kota besar, dan orangtua nya tinggal di luar pulau. Kebebasannya tak lagi bisa dipertanggungjawabkan.
Tentulah mudah ditebak apa yang terjadi apabila lelaki dan perempuan bertemu di suatu tempat sepi, apalagi sang lelaki hanya tinggal sendiri di sebuah rumah.
Kejadian yang diinginkan merekapun terjadi. Si sulung hamil!Â