"Kamu yakin?"
"Iya, kita berteman saja"
"Enggak mau dibawa ke forum dulu, supaya mencapai mufakat?"
"..."
Bagi sebagian orang pasti akan terasa aneh dan beranggapan bahwa jatuh cinta kepada teman di organisasi yang sama akan memberikan beberapa dampak di dalam kehidupan seorang mahasiswa. Mari kita bagi ke dalam dua kubu. Kubu pertama mendukung bahwa dengan memiliki pasangan di organisasi yang sama akan menambah energi dalam ber-organisasi; semangat datang rapat, bertanggung jawab penuh agar di puji doi, atau kencan berkedok organisasi, eh. Nah, kubu kedua adalah sekumpulan orang yang menganggap memiliki pasangan di organisasi yang sama merupakan sebuah bencana kecil. Iya, karena mereka akan minder dalam bergerak di event-event organisasi. Contohnya takut kepergok sedang membonceng mbak-mbak hitz-nya divisi konsumsi pas mau pesan snacks untuk rapat alias tidak bisa spik-spik cewiwit ke perempuan menarik di organisasi. Mbel gedhes tenan nek iki~
Kembali lagi ke kisah cinta semasa organisasi, mungkin ini adalah sebuah testimoni nyata yang benar-benar terjadi apa adanya - mengalir begitu saja disertai banyak juga bumbu-bumbu drama kisah cinta ala remaja labil, hehe. Penulis pernah ikut salah satu himpunan mahasiswa jurusan di kampus dan bertahan selama 3 periode. Sudah berkali-kali ganti presiden (ketua) masih betah saja, ya, haha. Sejak masa trainning organisasi, sudah mulai  tercium aroma PDKT dari salah seorang pria yang nampaknya menaruh perhatian. Bukan karena misterius, tetapi karena humor yang sering dilontarkannya, timbullah balasan perasaan hangat dihati. Pucuk dicinta, ulam pun tiba, hiya-hiya bawa peribahasa supaya makin terasa betapa seriusnya kisah ini. Kedekatan itu terus tumbuh menjadikan kami semakin sadar bahwa biaya membeli rumah itu semakin mahal, hahaha. Alhasil, kami membuka usaha bersama-sama dan melangkah lebih serius untuk ke jenjang yang lebih tinggi dari sekadar organisasi.Â
Misuh bersama sudah menjadi rutinitas kami, dan tidak terasa sudah berjalan hampir 5 tahun lamanya. Sedikit banyaknya sudah tahu lah dia seperti apa orangnya, wong sudah kenal dari jaman celana pensil sampai sekarang dia makin subur.Â
Teruslah semakin subur karena itu pertanda kamu bahagia bersama ku, tapi jangan sampai over karena yang boleh berlebih hanya cinta kita berdua, fyufyufyu..
*Ucapan terima kasih;
- kepada HMJ PBI UMY yang telah mempertemukan kami berdua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H