Mohon tunggu...
Berliana Dwi Indah Permatasari
Berliana Dwi Indah Permatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (20107030134)

Aku menikmati hidupku dan aku tahu Allah selalu bersamaku.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ditinggalin Gebetan? Berikut Cara Menghadapi Gebetan yang Suka Ghosting

25 Juni 2021   02:23 Diperbarui: 25 Juni 2021   02:25 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Seperti yang udah kita ketahui, PDKT-in gebetan sebenarnya bukanlah proses yang mudah bisa jadi sulit, butuh keberanian ekstra buat mulai percakapan sama gebetan. Ini buat banyak banget orang pasti jadi Kendal, tapi kadang-kadang keberanian buat mulai obrolan itu rasanya sia-sia. Gimana enggak, kadang chat yang udah kita pikirin susah payah tiba-tiba nggak dibales sama gebetan. Padahal dia kelihatan online tuh di WA atau kelihatan aktif di sosmed.

Nah, kalau anda mengalami itu mungkin anda sedang dighosting sama gebetan. Udah pernah denger belum istilah 'ghosting'? Gimana sih caranya menanggapi ghosting sama gebetan? Apakah harus tetap dikejar atau itu tandanya buat mundur perlahan?

Apa itu ghosting? Kalau kita pernah berkomunikasi dengan seseorang tapi kemudian dihentikan sepihak, jadi kayak orangnya tiba-tiba ngilang tanpa penjelasan. Ini berarti kita mengalami suatu fenomena yang dinamakan ghosting. Perkembangan teknologi memang memudahkan kita buat memulai hubungan baru tapi disisi lain juga membuat kita lebih mudah untuk mengakhiri sebuah hubungan.

Terdapat dua jenis ghosting berdasarkan jangka waktu berlangsungnya. Pertama ada 'Sudden ghosting' atau ghosting yang tiba-tiba (maksudnya tiba-tiba ngilang), yang kedua ada 'Gradual ghosting' yaitu dilakukan dengan perlahan jadi intensitas dan komunikasinya dihilangkan perlahan-lahan. Meskipun gradual ghosting efeknya nggak separah dari sudden ghosting, karena tanda-tandanya lebih kelihatan.

Tapi, tetep aja ini bisa bikin kita sakit hati. Perasaan sakit hati bisa dijelasin sama 'Zeigarnik Effect'. Zeigarnik effect adalah fenomena psikologis dimana kita cenderung lebih mengingat tugas atau kejadian yang diintruksi atau nggak selesai dibandingkan tugas atau kejadian yang terselesaikan. Dengan kata lain udah rasanya nggak enak gara-gara ditinggalin, gara-gara dighosting, udah itu kepikiran.

Kenapa seseorang bisa sampai ngelakuin ghosting? Alasan pertama yang ngebuat orang mutus kontak secara tiba-tiba adalah mereka masih belum bisa tegas menentukan pilihan. Hal ini bisa terjadi karena aplikasi pesan instan dan kaya online dating itu bisanya ngasih banyak kesempatan buat kita mengenal orang yang potensial buat dijadiin pasangan. Tapi semakin banyak pilihannya semakin mudah juga buat seseorang ninggalin orang lain ketika opsinya udah enggak menarik lagi. Jadi, jika ada orang lain yang lebih menarik yang sebelumnya ditinggalin.

Selanjutnya, seseorang itu bisa memilih untuk menghilang tanpa kabar bisa jadi karena pengen menghindari perasaan negatif tanpa memikirkan dampaknya ke lawan bicara. 

Perasaan negatif ini macam-macam bentuknya bisa marah, frustasi, malu, atau bahkan perasaan ilfil. Perasaan ilfil bisa muncul kalau tingkah laku dari lawan bicaranya udah nggak sesuai dengan ekspektasi mereka atau melewati batasan hubungan yang mereka miliki. Ketika orang udah illfeel biasanya mereka akan ghosting. 

Misalnya, lawan bicaranya tiba-tiba minta PAP atau mengirim foto selfie padahal baru kenal 3 hari. Itu mungkin yang bikin orang jadi ilfil daripada menunjukkan ketidaksukaan dan merasa awkward jadinya orang-orang yang di kayak giniin atau mungkin kita ngelakuin kesalahan yang bikin ilfil jadinya mereka memilih untuk ngilang atau nge-ghosting.

Alasan terakhir seseorang bisa tergerak buat ngeghosting karena ngerasa privasinya terganggu. Batasan privasi itu beda-beda, ada orang yang ngerasa privasinya terganggu kalau orang itu pengen tahu informasi pribadi kayak background keluarga, riwayat hubungan, dan lain sebagainya. Bahkan bisa jadi dicari tahu tanpa sepengetahuannya. 

Jadi kalau seseorang mengalami hal itu bisa jadi ia merasa lebih nyaman dengan menghentikan hubungannya dibandingkan kayak ngomong bahwa dia nggak nyaman.

Hal-hal yang bisa anda lakuin buat menghadapi ghosting. Pertama anda harus menerima bahwa ghosting itu sakit. Jadi, wajar buat merasa sedih, marah, malu kalau misalnya kita dighosting. 

Dengan kita menyadari dan menerima bahwa emosi kita normal kita bisa lebih gampang menemukan cara buat nyelesaiinnya nggak usah terlarut-larut sama emosi kita. Emosi negatif itu wajar banget jadi jangan dianggap bahwa emosi negatif itu nggak boleh ada.

Kedua ingat bahwa pengalaman buruk ini nggak mendefinisikan diri anda. Dengan mengalami ghosting bukan berarti anda nggak pantas untuk menjalani hubungan romantis. 

Lagian ini sebenarnya menunjukkan bahwa gebetan anda nggak punya keberanian buat menghadapi situasi yang nggak nyaman dan bisa juga menunjukkan bahwa mereka kurang mikirin dampak dari perilaku mereka ke anda. Jadi anda bisa mulai mencatat kualitas positif dari diri anda. Ingat bahwa yang anda dapetin setelah berhubungan itu bukan hanya hal negatif tapi bisa juga hal positif.

Ketiga tahan diri anda buat nggak ngontak gebetan lagi. Anda sebenarnya kan nggak tahu gimana orang itu bakal respon apa. Mungkin aja anda malah makin luka setelah dighosting terus anda nyoba-nyoba ngontak, terus anda malah makin ngejar. 

Kalau rasanya udah nggak tertahan banget sebenarnya coba kasih tahu aja ke dia bahwa tingkah lakunya menyakitkan.

Keempat anda bisa fokus melakukan hal-hal yang membuat diri anda happy. Karena sekarang anda sudah enggak berhubungan lagi sama gebetan anda, anda bisa berhubungan lebih intens sama keluarga dan temen-temen anda yang mungkin jauh lebih menghargai diri anda dibandingkan orang itu. 

Lakukan aktivitas yang positif yang bisa ngebuat diri anda semangat dan happy lagi. Dengan menghilangnya satu orang dari kehidupan kita mungkin kita sebenarnya harus merasa lebih bersyukur dibandingkan ngerasa negatif terus. Karena, bisa jadi kita diselamatkan dari hubungan yang mungkin nggak akan berjalan lancar.

Jadi ghosting itu memang belum tentu kesalahan orang yang menjadi korbannya dan walaupun ghosting itu sakit tapi juga bisa jadi pelajaran supaya kita bisa bangkit. Setelah itu pasti hubungan yang lebih baik dan sehat bisa anda jalani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun