Memperkuat perilaku integratif tentu membutuhkan upaya dari seluruh komponen masyarakat. Salah satu pilar utama dari integrasi nasional adalah partisipasi aktif warga negara dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang kesehatan. Sebagai calon apoteker yang akan berperan dalam dunia kesehatan, sangat penting bagi kita untuk menyadari bagaimana profesionalisme di bidang ini bisa mempengaruhi upaya menjaga kesatuan bangsa.
Sebagai seorang calon apoteker, ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam memperkuat perilaku integratif, salah satunya dengan mendekatkan layanan kesehatan ke semua lapisan masyarakat, tanpa membedakan status sosial, ekonomi, etnis, atau agama. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang harus dijunjung tinggi dalam setiap pelayanan medis. Pendidikan yang diberikan oleh universitas seperti UNISSULA sangat penting dalam membentuk sikap kritis dan kreatif para mahasiswa farmasi dalam melihat masalah kesehatan di masyarakat, serta menggali solusi dengan pendekatan yang humanis dan inklusif.
Selain itu, para apoteker dapat berperan sebagai edukator di bidang kesehatan, memberikan pengetahuan yang benar tentang pengobatan dan perawatan kesehatan yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. Dalam proses ini, sikap toleransi dan kebersamaan sangat diperlukan untuk menghadapi perbedaan pandangan dalam hal penggunaan obat atau pengobatan. Di sinilah peran penting para profesional kesehatan dalam memberikan informasi yang akurat dan menghindari kesalahpahaman.
Layanan kesehatan yang adil dan merata juga menjadi bagian dari usaha untuk membangun integrasi nasional. Pendidikan kesehatan yang diberikan oleh berbagai institusi, termasuk PMB UNISSULA, dapat membantu para calon apoteker atau tenaga kesehatan lainnya untuk memegang teguh prinsip persatuan dan kesatuan, dengan memperlakukan setiap pasien dengan rasa hormat dan tanpa diskriminasi.
Peran Pendidikan dalam Mewujudkan Integrasi Nasional
Pendidikan memiliki peran yang sangat besar dalam mewujudkan integrasi nasional. Salah satu pendidikan yang paling berperan adalah pendidikan tinggi, yang diharapkan mampu mencetak generasi bangsa yang tidak hanya memiliki keterampilan profesional, tetapi juga wawasan kebangsaan yang luas. Perguruan tinggi seperti Universitas Islam Sultan Agung Semarang memiliki tanggung jawab untuk menanamkan semangat persatuan dan integrasi nasional kepada mahasiswa melalui kurikulum yang mengandung nilai-nilai kebangsaan, serta memberikan peluang bagi mahasiswa untuk berinteraksi lintas budaya, suku, dan agama.
Selain itu, perguruan tinggi juga harus aktif menggelar berbagai kegiatan yang mendukung rasa persatuan, seperti kegiatan sosial, seminar, dan dialog antar kelompok yang beragam. Sebagai contoh, kegiatan-kegiatan di UNISSULA yang melibatkan mahasiswa dari berbagai latar belakang bisa menjadi sarana untuk mengedukasi mereka tentang pentingnya toleransi dan saling menghargai di dalam masyarakat majemuk. Di sinilah pentingnya dosen dan tenaga pendidik untuk memberikan contoh sikap integratif yang dapat diikuti oleh mahasiswa, baik dalam interaksi sehari-hari maupun dalam setiap pembelajaran.
Dalam perspektif globalisasi, pendidikan tinggi juga harus mengajarkan mahasiswa tentang pentingnya identitas kebangsaan yang kuat, serta bagaimana menjaga integrasi bangsa dalam menghadapi ancaman-ancaman luar. Pendidikan yang menghasilkan generasi yang intelektual dan berjiwa nasionalis akan lebih mampu menghadapi tantangan zaman serta menjaga integrasi nasional dengan lebih baik.
Kesimpulan: Peran Kita dalam Integrasi Nasional
Sebagai bagian dari generasi bangsa yang diharapkan menjadi agen perubahan, baik sebagai calon apoteker maupun warga negara lainnya, kita memiliki peran strategis dalam memperkuat perilaku integratif di tengah masyarakat. Integrasi nasional bukanlah proses yang instan, tetapi merupakan upaya terus-menerus yang membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh elemen bangsa.
Membentuk perilaku integratif dalam diri masyarakat memerlukan pendidikan, kesadaran, dan kebijakan yang berpihak pada persatuan dan kesejahteraan bangsa. Oleh karena itu, kita harus dapat memperkuat rasa persatuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia profesional seperti farmasi, dengan memberikan layanan yang adil dan tanpa diskriminasi.