Mohon tunggu...
Mpok Precil
Mpok Precil Mohon Tunggu... -

awan biru

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Rumitnya ABG Laki-laki

26 Agustus 2012   09:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:18 1179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Wes....gak mau ikut  ke warung?"

Dia malah marah. "Jangan maksa2!" protesnya.

Habis kesabaran saya. "Kamu tuh lapar banyak yg ngasih makan. Sekarang giliran kenyang kamu lupa ama saudara", omel saya sekenanya. Astaghfirullah....saya ngudal2 (membuka2) barang yg sudah masuk perut.

Anak itu sangat disayang keluarga. Dia begitu mirip kakeknya (bapak saya). Pendiamnya, cara duduknya, hobinya main bola, plek almarhum bapak. Jadi kalo dia tiba2 keras kepala gini, itu sangat mengecewakan.

Bisa saja saya berangkat sendiri ke warung, tapi itu tak mendidik dia untuk peduli pada saudaranya. Juga gak ngajarinya usaha, hanya terima beres. Lagi pula kalau dia di rumah cuma ngegame terus.

Dia menangis. Sayapun menyesal sudah mengucapkan kata2 kasar.

"Ayo berangkat," kusuruh ia segera bonceng.

"Iya, tapi aku gak beli."

Ah, dia sudah sakit hati dan tak selera makan.

Di warung ia tak mau ikut masuk. Saya membiarkan dia duduk menunggui parkiran. Membawanya berjalan di tempat orang ramai dengan mata sembab tentu akan membuatnya malu. Apalagi kalau nanti ketemu kawan2nya.

Di konter saya beli 3 nasi kotak untuk 3 anak bibi. Spageti kesukaan bocah abege sudah habis. Terus ke warung lain, ada pizza dan burger.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun