Mohon tunggu...
Berita Nendank
Berita Nendank Mohon Tunggu... -

Himpunan Artikel, Berita, dan Opini Beberapa Mahasiswa FISIP UPNVJ

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mungkin Ini Alasan Giphy dan Tenor Buat GIF Porno di WhatsApp

19 November 2017   23:36 Diperbarui: 20 November 2017   03:38 1757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru-baru ini masyarakat Indonesia dikejutkan dengan adanya tampilan pornografi pada konten Graphics Interchange Format (GIF) di aplikasi WhatsApp. Meskipun pihak WhatsApp telah berkilah konten tersebut berasal dari pihak ketiga, yakni perusahaan Giphy dan Tenor, namun pemerintah tetap meminta WhatsApp untuk bertanggung jawab.

Melihat dari kasus ini, saya jadi bertanya-tanya alasan mengapa perusahaan Giphy dan Tenor membuat konten pornografi. Sebelum itu, saya pun mencari tahu bagaimana cara perusahaan Giphy dan Tenor membuat konten tersebut. Setelah ditelusuri, ternyata Giphy dan Tenor mengumpulkan konten tersebut dengan cara mengandalkan konten yang dibuat oleh pengguna (user) atau biasa disebut User Generated Content (UGC). Pengguna dipersilahkan membuat konten GIF serta menggugahnya ke server Giphy atau Tenor. Konten yang dibuat oleh pengguna termasuk pornografi.

Pertanyaannya adalah mengapa pengguna tersebut membuat konten pornografi. Kita semua tahu fakta bahwa tidak sedikit orang yang menyukai konten seperti ini. Dan barangkali konten pornografi, yang disukai oleh banyak orang ini, menghasilkan keuntungan yang besar bagi mereka.

Namun diluar itu semua, kita harus tahu mengapa orang menyukai hal-hal yang berbau pornografi. Alasan pertama yang paling mendasar adalah rasa ingin tahu yang tinggi. Di Indonesia, segala hal yang berbau pornografi masih dianggap tabu. Hal ini menyebabkan pembicaraan tentang pornografi juga jarang dilakukan. Oleh sebab itu, banyak orang (khususnya remaja) yang merasa penasaran tentang hal ini.

Kurangnya pemahaman orang tua mengenai sex education menambah rasa penasaran para remaja ini. Kebanyakan orang tua masih mempunyai pemikiran yang sempit sehingga tidak menyadari pentingnya sex education bagi anak mereka. Tentu hal ini menyebabkan remaja lebih suka mencari tahu sendiri. Dan berujung membuka situs yang mengandung konten pornografi.

Kemudian alasan selanjutnya adalah menganggap konten pornografi sebagai hiburan. Pada jaman serba internet sekarang ini, kita dapat mengakses apapun dengan mudah. Sama halnya dengan pornografi. Orang dapat mengakses situs pornografi kapan pun dan dimana pun, juga untuk hiburan dikala bosan melanda. Kebiasaan inilah yang berujung dengan kecanduan pornografi.

Kecanduan ornografi bisa dikatakan dialami oleh banyak orang. Level terparah dari kecanduan pornografi adalah menyangkut pautkan segala hal dengan sesuatu yang berbau porno. Mungkin hal inilah yang menjadi salah satu alasan perusahaan Giphy dan Tenor memuat konten pornografi di aplikasi chatting.

Dilansir dari inet.detik.com, seorang psikolog klinis dari Universitas Tarumanegara, Debora Basaria, M.Psi menyebutkan bahwa orang dewasa gemar membuka situs pornografi karena merasa kesepian, belum memiliki pasangan atau pernah ditinggal oleh pasangannya. Menurut saya, hal tersebut memang benar adanya. Orang yang kesepian butuh untuk diperhatikan. Dalam hal ini mereka mengalihkan perhatian mereka pada konten pornografi. Hal ini umumnya dilakukan oleh mereka yang memang sudah kecanduan pornografi.

Belum memiliki pasangan juga menjadi pemicu orang membuka situs pornografi. Mereka tidak dapat mencurahkan gairahnya pada suami atau istri, sehingga jalan yang diambil adalah membuka situs porno. Pengalaman pernah ditinggal pasangan pun dapat dijadikan alasan untuk melakukan hal yang sama.

Hal-hal yang berbau pornografi umumnya disukai oleh kaum pria. Perspektif ini didukung oleh alasan psikologis yang mengatakan otak pria memang diprogam untuk mudah teransang. Sehingga setiap melihat sesuatu yang menjurus ke pornografi, mereka akan cepat dan tanggap menerimanya.

Selain itu, melihat atau menonton konten porno juga menjadi cara paling mudah untuk memenuhi kesenangan seksual mereka. Tidak memerlukan banyak waktu, usaha dan tenaga untuk melakukan hal tersebut. Pereda stress juga menjadi alasan pria gemar menonton konten porno.

Tidak hanya pria, wanita ternyata juga menyukai konten pornografi. Penelitian situs pornografi PornHub di Amerika Serikat menyebutkan bahwa wanita Indonesia berada di urutan sebelas teratas dalam mengakses situs dewasa dengan persentase 80%. Fakta ini sungguh mengejutkan bila disandingkan dengan kebudayaan negara kita yang ketimuran.

Alasan wanita melihat atau menonton konten porno pun tidak berbeda, yakni penasaran. Banyak hal yang ingin diketahui wanita, termasuk pornografi. Umumnya wanita malu untuk membicarakan hal-hal yang terkait dengan pornografi. Sehingga mereka memilih untuk mencari tahu sendiri, yang dapat mengakibatkan kecanduan.

Satu alasan menarik menurut saya mengenai wanita suka konten pornografi adalah untuk 'cuci mata'. Wajah dan postur tubuh pemain yang rupawan menjadi daya tarik tersendiri bagi wanita. Selain pria, wanita juga menyukai keindahan rupa lawan jenisnya.

Konten pornografi tentu mempunyai dampak negatif bagi pecandunya. Mengutip dari kompas.com, para peneliti di Jerman menemukan bahwa terlalu sering atau secara teratur menonton film atau video porno dapat membuat volume otak di daerah striatum mengalami penyusutan. Striatum merupakan daerah di otak yang berkaitan dengan motivasi.

Ketika menonton film porno, produksi dopamin akan meningkat sehingga membuat suasana hati bahagia. Akan tetapi, jika terlalu sering justru dapat menurunkan sensitifitas otak terhadap rangsangan seksual. Otak akhirnya membutuhkan lebih banyak dopamin untuk bisa terangsang secara seksual. Dengan begitu, seseorang pun akan memiliki keinginan lebih banyak untuk menonton film porno.

Kerja otak juga melambat karena terlalu sering mengonsumsi konten porno. Ketika melihat atau menonton konten porno, kinerja otak lebih rileks. Sehingga dikala otak membutuhkan respon yang cepat, pelaku tidak dapat merespon dengan cepat karena otak terbiasa bekerja dengan lambat.

Pelaku secara tidak langsung juga akan kehilangan fokusnya. Terbiasa mengonsumsi konten porno mengakibatkan otak akan terus membayangkannya. Hal ini terjadi karena meningkatnya hormon neorupiniphrin yang disebabkan oleh pornografi.

Akibat fatal dari kebiasaan mengonsumsi konten pornografi adalah penyusutan jaringan otak dan lambat laun akan menjadi rusak permanen. Otak mengalami rangsangan berlebih sehingga mempengaruhi kerja zat kimia yang berfungsi untuk mengirim pesan.

Kebiasaan buruk ini bukannya tidak dapat dihilangkan. Akan tetapi membutuhkan niat yang kuat untuk menguranginya. Pelaku yang sudah terbiasa mengonsumsi konten porno membutuhkan lingkungan yang baik serta mendukungnya. Orang yang berada di sekitar dirinya berkewajiban memberi hal yang positif.

Pengaruh dari luar saja tidak cukup untuk membasmi kebiasaan tersebut. Pelaku harus mengontrol dirinya sendiri karena pikiran dan otak hanya dapat dikendalikan oleh si pelaku. Komitmen terhadap diri sendiri sangat diperlukan agar kebiasaan mengonsumsi konten porno berkurang.

Cara ampuh lainnya adalah dengan menentukan hukuman pada diri sendiri apabila melanggar komitmen yang telah dibuat sebelumnya. Hukuman dapat berupa apapun, misalnya denda. Jika hal ini benar-benar diterapkan, saya yakin kebiasaan buruk ini akan cepat hilang.

Namun alangkah baiknya jika antisipasi sudah diterapkan sejak awal. Orang tua baiknya membuka pikiran sehingga dapat mengedukasi anaknya perihal seks. Pengaruh orang tua sangat besar bagi tumbuh kembang anak. Sex education sejak dini diperlukan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ke depannya.

Mendekatkan diri dengan Tuhan tidak boleh dilupakan. Ini adalah poin terpenting dari semuanya. Segala usaha yang dilakukan akan sia-sia bila tidak berserah kepada Tuhan.

Penulis : Theresia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun