Mohon tunggu...
Berita Nendank
Berita Nendank Mohon Tunggu... -

Himpunan Artikel, Berita, dan Opini Beberapa Mahasiswa FISIP UPNVJ

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mungkin Ini Alasan Giphy dan Tenor Buat GIF Porno di WhatsApp

19 November 2017   23:36 Diperbarui: 20 November 2017   03:38 1757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak hanya pria, wanita ternyata juga menyukai konten pornografi. Penelitian situs pornografi PornHub di Amerika Serikat menyebutkan bahwa wanita Indonesia berada di urutan sebelas teratas dalam mengakses situs dewasa dengan persentase 80%. Fakta ini sungguh mengejutkan bila disandingkan dengan kebudayaan negara kita yang ketimuran.

Alasan wanita melihat atau menonton konten porno pun tidak berbeda, yakni penasaran. Banyak hal yang ingin diketahui wanita, termasuk pornografi. Umumnya wanita malu untuk membicarakan hal-hal yang terkait dengan pornografi. Sehingga mereka memilih untuk mencari tahu sendiri, yang dapat mengakibatkan kecanduan.

Satu alasan menarik menurut saya mengenai wanita suka konten pornografi adalah untuk 'cuci mata'. Wajah dan postur tubuh pemain yang rupawan menjadi daya tarik tersendiri bagi wanita. Selain pria, wanita juga menyukai keindahan rupa lawan jenisnya.

Konten pornografi tentu mempunyai dampak negatif bagi pecandunya. Mengutip dari kompas.com, para peneliti di Jerman menemukan bahwa terlalu sering atau secara teratur menonton film atau video porno dapat membuat volume otak di daerah striatum mengalami penyusutan. Striatum merupakan daerah di otak yang berkaitan dengan motivasi.

Ketika menonton film porno, produksi dopamin akan meningkat sehingga membuat suasana hati bahagia. Akan tetapi, jika terlalu sering justru dapat menurunkan sensitifitas otak terhadap rangsangan seksual. Otak akhirnya membutuhkan lebih banyak dopamin untuk bisa terangsang secara seksual. Dengan begitu, seseorang pun akan memiliki keinginan lebih banyak untuk menonton film porno.

Kerja otak juga melambat karena terlalu sering mengonsumsi konten porno. Ketika melihat atau menonton konten porno, kinerja otak lebih rileks. Sehingga dikala otak membutuhkan respon yang cepat, pelaku tidak dapat merespon dengan cepat karena otak terbiasa bekerja dengan lambat.

Pelaku secara tidak langsung juga akan kehilangan fokusnya. Terbiasa mengonsumsi konten porno mengakibatkan otak akan terus membayangkannya. Hal ini terjadi karena meningkatnya hormon neorupiniphrin yang disebabkan oleh pornografi.

Akibat fatal dari kebiasaan mengonsumsi konten pornografi adalah penyusutan jaringan otak dan lambat laun akan menjadi rusak permanen. Otak mengalami rangsangan berlebih sehingga mempengaruhi kerja zat kimia yang berfungsi untuk mengirim pesan.

no-porn
no-porn
Kebiasaan buruk ini bukannya tidak dapat dihilangkan. Akan tetapi membutuhkan niat yang kuat untuk menguranginya. Pelaku yang sudah terbiasa mengonsumsi konten porno membutuhkan lingkungan yang baik serta mendukungnya. Orang yang berada di sekitar dirinya berkewajiban memberi hal yang positif.

Pengaruh dari luar saja tidak cukup untuk membasmi kebiasaan tersebut. Pelaku harus mengontrol dirinya sendiri karena pikiran dan otak hanya dapat dikendalikan oleh si pelaku. Komitmen terhadap diri sendiri sangat diperlukan agar kebiasaan mengonsumsi konten porno berkurang.

Cara ampuh lainnya adalah dengan menentukan hukuman pada diri sendiri apabila melanggar komitmen yang telah dibuat sebelumnya. Hukuman dapat berupa apapun, misalnya denda. Jika hal ini benar-benar diterapkan, saya yakin kebiasaan buruk ini akan cepat hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun