Mohon tunggu...
Mega Ria
Mega Ria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dreams are the language of the soul

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Sastra dan Jurnalisme: Harmoni dalam Penulisan Hazmirullah

7 Desember 2024   15:02 Diperbarui: 8 Desember 2024   00:18 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, pada hari kedua atau ketiga berada di pinggir pantai, situasi menjadi sangat panik ketika warga berlarian karena adanya tsunami susulan. Hazmirullah pun ikut berlari dalam kepanikan tersebut. Ketika ia kembali ke kantor setelah meliput bencana itu, rekan-rekannya justru menanyakan bukti hotel yang seharusnya dilaporkan. "Mana bukti hotelnya?" tanya mereka. Hazmirullah menjawab dengan nada heran bahwa tidak ada hotel di sana karena semua hancur akibat bencana. Momen ini menciptakan campuran antara sedih, konyol, dan menyeramkan dalam ingatannya. 

Pengalaman-pengalaman ini tidak hanya menguji keberaniannya sebagai jurnalis tetapi juga selalu menerapkan dan membentuk prinsip-prinsip dasar dalam karirnya. Ia belajar bahwa dalam dunia jurnalistik, keberanian dan integritas adalah kunci untuk menyampaikan informasi yang akurat dan bermanfaat bagi masyarakat. Dengan dedikasi tinggi terhadap profesinya, Hazmirullah terus berkomitmen untuk memberikan laporan yang mendalam dan informatif kepada publik serta berkontribusi dalam perkembangan media di Indonesia. 

Filosofi Tanpa Idola 

Hazmirullah tidak memiliki sosok idola tertentu karena ia bukan tipe orang yang mengidolakan seseorang secara fanatik. Ia lebih suka melihat kelebihan orang lain dari berbagai sisi, tanpa terikat pada satu sosok saja. Ia bisa menghargai keahlian seseorang dalam bidang tertentu, tetapi tidak sampai terjebak dalam pengagungan yang berlebihan.

 Ketika berbicara tentang musik, selera Hazmirullah pun sangat beragam dan cenderung acak. Ia menikmati berbagai genre, mulai dari dangdut hingga keroncong dan jazz. "Saya bahkan pernah meliput berbagai acara musik, termasuk konser dangdut dan keroncong. Dalam hal ini, saya bisa dibilang sangat 'random.' Terkadang saya suka lagu dangdut yang ceria, di lain waktu saya mungkin lebih memilih keroncong yang melankolis atau jazz yang lebih kompleks," ungkapnya. 

Hal ini mencerminkan cara Hazmirullah melihat dunia---ia percaya bahwa setiap orang memiliki sesuatu yang unik untuk ditawarkan. Dengan begitu, ia bisa belajar dari banyak orang dan pengalaman tanpa terikat pada satu tokoh tertentu. Kebebasan ini memberinya kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai hal dalam hidup dan karirnya, baik dalam kriminal hingga musik dalam jurnalistik. 

Karena kerandoman Hazmirullah menggambarkan perjalanan karirnya yang penuh warna dan tantangan, terutama saat ia terjun ke dunia musik dan jurnalisme. "Saya ini orang yang sangat random," ujarnya. Pada tahun 2003, ketika fenomena goyang ngebor oleh Inul muncul dan terjadi konflik dengan Rhoma Irama, kantor membutuhkan tulisan tentang isu tersebut. Tanpa ragu, Hazmirullah mengambil diminta untuk menulis sejarah dangdut dari awal. Karena Ia memiliki kecintaan terhadap sejarah dan cukup paham dan mendalami bagaimana perkembangan musik dangdut di Indonesia. 

Meskipun desk utamanya adalah kriminal, Hazmirullah sering kali ditugaskan untuk meliput acara musik. Dari konser Linkin Park di Jakarta hingga Anugerah Dangdut TVI dan Java Jazz Festival, ia berusaha memahami berbagai genre musik. "Saya harus paham apa itu swing," katanya, menunjukkan komitmennya untuk tidak terlihat kosong saat meliput. Meskipun pada awalnya ia tidak tahu banyak tentang rock, ia terbiasa melakukan riset sebelum liputan. "Dulu, saya harus membeli kaset dari Duta Suara di daerah Harmoni demi persiapan liputan," kenangnya. 

Menulis dengan Tanggung Jawab: Pesan Hazmirullah untuk Generasi Muda

Hazmirullah memiliki pesan yang kuat untuk generasi muda yang ingin berkarya di dunia jurnalistik. Ia mendorong mereka untuk tidak ragu untuk mengekspresikan gagasan mereka. "Selalu tuliskan ide-ide yang muncul, karena kuncinya adalah menulis," ujarnya. Ia menekankan bahwa tidak masalah jika tulisan itu terlihat acak; yang terpenting adalah memulai. Menulis, menurutnya, adalah keterampilan yang harus diasah terus-menerus, seperti naik sepeda---"Tidak ada rumus pasti tentang bagaimana cara menulis yang baik. Yang penting adalah latihan." 

"Awalnya, kita mungkin akan meniru orang lain, tetapi seiring berjalannya waktu dan dengan latihan yang konsisten, kita akan menemukan kenyamanan dalam gaya penulisan kita sendiri." Ujarnya. Hazmirullah juga mengingatkan pentingnya bertanggung jawab terhadap apa yang kita tulis. "Setiap tulisan pasti memiliki latar belakang dan konteksnya masing-masing," katanya. Dengan menulis, kita terbiasa untuk bertanggung jawab atas informasi yang kita sampaikan, dan ini adalah hal yang semakin langka saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun