Mohon tunggu...
Mega Ria
Mega Ria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dreams are the language of the soul

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Sastra dan Jurnalisme: Harmoni dalam Penulisan Hazmirullah

7 Desember 2024   15:02 Diperbarui: 8 Desember 2024   00:18 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Penulis Bersama dengan Bapak Hazmirullah(Dokumentasi Pribadi)

Membangun Jurnalisme Prediktif: Visi Hazmirullah untuk Pikiran Rakyat

Selama menjabat sebagai Pemimpin Redaksi, Hazmirullah berhasil mengelola tim yang besar dan berhasil mewujudkan tampilan Pikiran Rakyat (PR) yang diimpikannya. Dalam era disrupsi informasi, ia menyadari bahwa cara orang mengonsumsi berita telah berubah drastis, terutama di kalangan generasi muda yang lebih memilih berita melalui perangkat digital daripada media cetak. Hal ini menjadi tantangan besar yang memaksa timnya untuk berpikir kreatif tentang langkah-langkah yang harus diambil oleh media cetak.

Strategi untuk menghadapi tantangan tersebut, Hazmirullah mengembangkan konsep jurnalisme prediktif, terutama untuk halaman depan koran. Ia teringat bagaimana saat awal menjadi wartawan, setiap sore mereka ditagih mengenai berita yang didapat. Dari situ, ia mulai merencanakan konten: berita mana yang cocok untuk halaman satu dan mana yang untuk halaman dua. Pendekatan ini melibatkan analisis isu-isu terkini, seperti rencana kenaikan gaji guru, dan merumuskan angle yang tepat untuk pemberitaan. Dengan cara ini, para wartawan dapat mempersiapkan diri lebih baik dan memiliki waktu untuk mengumpulkan data sebelum berita diterbitkan. 

Hazmirullah juga menekankan bahwa koran tidak hanya bisa mengandalkan kecepatan dalam menyajikan berita, karena berita yang cepat merupakan informasi kemarin. Oleh karena itu, PR berfokus pada penyajian berita mendalam. Dalam jurnalistik, ia menerapkan prinsip 5W1H, tidak hanya pada apa (what), kapan (when), di mana (where), dan siapa (who), tetapi juga lebih menekankan dan mengembangkan pada mengapa (why) dan bagaimana (how), serta koran mencari solusi jangka panjang terhadap isu-isu yang ada dan dampaknya jika terus dibiarkan. Pendekatan ini melibatkan wawancara dengan ahli untuk mendapatkan perspektif yang lebih dalam tentang isu-isu yang diangkat. 

Di bawah kepemimpinannya, Pikiran Rakyat juga memperkuat kehadiran digital dengan platform online dan radio yang fokus pada citizen journalism. Ini memungkinkan masyarakat untuk segera melaporkan masalah seperti jalan rusak kepada dinas terkait dan mencari solusi jangka panjang terhadap isu-isu tersebut. 

Meskipun karirnya disibuki dengan tekanan kerja yang tinggi, Hazmirullah mengaku tidak memiliki waktu untuk melakukan aktivitas "healing" seperti kebanyakan orang. "Saya lebih suka mendengarkan musik seperti orang lainnya," ujarnya. Namun, kesibukan yang menyita waktu membuatnya tidak memiliki kesempatan untuk menikmati waktu sendiri. Dengan mental yang sudah terbentuk, ia memiliki mental diri yang kuat, "Saya bisa mengendalikan diri dengan baik; jika ada konflik atau tekanan kerja, biasanya hanya berlangsung sehari saja dan langsung selesai tanpa berlarut-larut." 

Menghadapi Tantangan: Keberanian dan Integritas Hazmirullah di Dunia Jurnalistik 

Tantangan besar yang dihadapi Hazmirullah adalah adanya konflik. Seperti pengalamannya yang terjadi pada tahun 2003 ketika ia ditugaskan di Polwiltabes, yang sekarang dikenal sebagai Polrestabes. Saat itu, ia melaporkan kematian anak seorang jenderal, sebuah informasi yang sangat tertutup karena status pejabat tersebut. Hazmirullah berhasil mendapatkan informasi tersebut dengan akurat, mengenai orang dan kejadian tersebut dan menuliskannya dalam berita. Keesokan harinya, berita tersebut diterbitkan, dan setelah terbit, ajudan jenderal tersebut datang ke kantor Pikiran Rakyat yang saat itu berada di Soekarno-Hatta. Kemudian pada sore harinya, Hazmirullah dan rekan-rekannya yang bertugas di Polwiltabes dikumpulkan oleh Kapolwiltabes. Beruntungnya, Pak Hendra Sukmana, seorang kolonel, mengonfirmasi bahwa informasi yang dimuat oleh Pikiran Rakyat adalah benar.

Hazmirullah bangga mendengar kabar tersebut walaupun ia sempat dipenuhi oleh rasa ketakutan. Hazmirullah menghadapi situasi menegangkan ketika ia bertemu dengan orang- orang yang mencarinya karena menulis berita tersebut. Dalam situasi itu, ia berhasil menjawab pertanyaan dengan normatif tanpa diketahui bahwa ia adalah orang yang dicari. Di Pikiran Rakyat pada masa itu, para wartawan tidak menampilkan nama asli secara langsung, karena para media menggunakan sistem kode untuk menyebutkan nama media. "misalnya, A untuk Pikiran Rakyat, B untuk Gramedia, C untuk Kabar Cirebon, D untuk Bogor, E untuk Priangan, dan F untuk Banten" ujarnya. Hazmirullah menggunakan kode A 125, yang membantunya menjaga kerahasiaan identitasnya. 

Sementara itu, tantangan lainnya yang ia terjadi saat gempa tsunami Pangandaran pada tahun 2006. Saat itu, ia masih bertugas di Polwiltabes dan menerima kabar mendesak dari Pikiran Rakyat yang meminta semua wartawan bersiap-siap untuk berangkat ke Pangandaran. Pada pukul 11 malam, mereka berkumpul di kantor tanpa bekal apa pun. Ketika tiba di lokasi bencana, ia menyaksikan kehancuran yang luar biasa. 

Saat tiba di sana, Hazmirullah menerapkan prinsip penting ketika menghadapi bencana yakni, saat tiba di lokasi, ia tidak langsung bergerak ke mana-mana, melainkan melakukan observasi empat arah mata angin---barat, timur, utara, dan selatan. Dengan cara ini, ia dapat menentukan arah yang paling aman untuk dijelajahi. Dalam situasi darurat tersebut, ia sempat tidur di bawah tower dan setiap hari melakukan perjalanan bolak-balik menggunakan mobil dari Pangandaran ke Cipatujah, yang berjarak sekitar 90 kilometer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun