Mohon tunggu...
Ajeng Melanea Dea Pitaloka
Ajeng Melanea Dea Pitaloka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi Pengembangan UMKM Keripik Tempe di Kelurahan Jember Lor dan Pemasarannya secara Digital

2 September 2021   12:31 Diperbarui: 2 September 2021   13:49 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh karena itu, dalam rangka kegiatan KKN Back to Village di desa ini, ditetapkan program untuk mengajak seorang pelaku usaha keripik tempe di wilayah RT 03, RW 03, Lingk. Kreyongan Atas, Kel. Jember Lor, untuk  melakukan pengembangan inovasi produk, baik dalam bentuk inovasi rasa dan pembaruan desain packaging pada produk makanan keripik tempe serta mengenalkan sistem digital marketing yaitu merambah pemasaran produk secara online, sehingga jangkauan penjualan produk lebih luas. 

Selain itu, program kerja selanjutnya yaitu mencoba mengajak beberapa remaja yang tergabung dalam organisasi Karang Taruna di wilayah RT 03, RW 03, Lingk. Kreyongan Atas, Kel. Jember Lor, untuk bekerja sama dengan pemilik usaha dalam mengembangkan produk keripik tempe menjadi produk khas dari wilayah tersebut, sehingga secara tidak langsung dapat mengembangkan potensi desa sebagai salah satu sentra penghasil keripik tempe yang berkualitas.

Gambar 4. Keripik Tempe Sebelum Diinovasi|Dokpri
Gambar 4. Keripik Tempe Sebelum Diinovasi|Dokpri
Program Kerja (Proker) KKN Back to Village 

Program kerja KKN Back to Village di Kelurahan Jember Lor dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2021 sampai 9 September 2021. Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, maka pelaksanaan program kerja KKN kepada seorang UMKM di Kelurahan Jember Lor dilakukan dengan melakukan pembimbingan dan pelatihan tentang cara pengembangan inovasi produk dan penerapan digital marketing yang dapat menguntungkan selama pandemic Covid 19 ini. 

Pembimbingan dan pelatihan dilakukan selama 1 bulan. Pada minggu pertama, hal yang perlu dilakukan pertama kali yaitu melakukan observasi dan diskusi dengan pelaku usaha keripik tempe, seperti permasalahan apa saja yang sedang dihadapi pelaku usaha terutama pada pandemic Covid 19 saat ini, apa yang paling dibutuhkan oleh pelaku usaha saat ini, dan mencoba mencari solusi bersama-sama atas permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha. 

Pada minggu kedua, mencoba melakukan pembimbingan kepada pemilik usaha dengan memberikan materi yang berkaitan tentang inovasi produk, antara lain mengenalkan beberapa bentuk inovasi produk keripik tempe, seperti macam-macam aneka rasa yang ditambahkan dalam produk keripik tempe, pemberian logo sebagai identitas usaha yang sedang dijalankan, serta memberikan contoh-contoh kemasan yang saat ini sedang tren, baik secara langsung maupun tidak langsung (dapat ditunjukkan contoh yang beredar luas di platform media sosial) sebagai referensi kepada pemilik usaha keripik tempe. 

Selain itu, pemilik usaha juga diberi pelatihan tentang pembuatan dan penerapan akun media sosial sebagai sarana pemasaran digital. Akun media sosial sebagai sarana pemasaran digital biasanya sering disebut dengan market place. Contoh media sosial yang bisa digunakan sebagai sarana pemasaran digital yaitu Instagram, Whatsapp, dan Shopee. Adanya pembimbingan dan pelatihan tersebut dapat memberikan ide baru bagi pemilik usaha untuk berinovasi dalam mengembangkan produk serta mengajak kepada pemilik usaha untuk menerapkan pemasaran produk secara online. Pada minggu kedua ini juga sekaligus memberikan pelatihan kepada pelaku usaha tentang cara membuat logo sebagai identitas usaha serta untuk menarik minat pembeli.

Setelah dilakukan pembimbingan dan pelatihan kepada pelaku usaha, pada minggu ketiga, program kerja yang dilaksanakan yaitu menjalankan proses pembuatan produk keripik tempe yang sudah diberi inovasi. Setelah produk jadi, sebelum dipasarkan akan dilakukan proses testimoni terlebih dahulu kepada beberapa orang sekitar dan diminta untuk memberi pendapat tentang inovasi pada keripik tempe tersebut. 

Pada minggu keempat, program kerja yang akan dilakukan yaitu memasarkan produk keripik tempe yang sudah diberi inovasi baik secara konvensional maupun secara digital serta berusaha untuk mencoba mengajak beberapa anggota Kelompok Taruna setempat untuk bergabung dengan pemilik usaha, bersama-sama menjalankan usaha keripik tempe yang sudah melalui proses pembaruan. Tujuannya yaitu agar produk keripik tempe dapat menjadi ciri khas baru yang dihasilkan dari desa Jember Lor yang nantinya dapat menjadi potensi desa  baru yang bisa terus berkembang.

Salah satu penerapan hasil dari pembimbingan dan pelatihan pada program kerja KKN ini yaitu dengan mencoba membuat keripik tempe yang sudah diinovasi dan dijual di beberapa market place, seperti Shopee, Instagram, dan Whatsapp. Selain itu, untuk pemasaran offline, pemasaran produk dapat dilakukan dengan melakukan penjualan dari rumah ke rumah (door to door) dan sistem COD. 

                                               Business Model Canvas Pelaksanaan Proker KKN BTV III di Kelurahan Jember Lor

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun