Karena jika kembali lagi kepondok dengan berjalan kaki sama saja kembali ke daerah hutan yang lebih gelap dan dengan jarak 4 Km.
Dengan harapan bersamaan menunggu mobil sedan, kami bisa memperbaiki minibus sementara dengan penjaga. Dan menuju perkampungan yang berjarak 6 Km untuk menginap sementara sembari memperbaiki minibus dengan mengganti bagian-bagian yang rusak.
Dan mobil sedan yang berkapasitas 4 Orang, untuk membawa keluarga Lukman dan sopir menuju penginapan.
Sambil menunggu penjaga hutan sampai saya ikut duduk kembali didalam minibus. Kanaya yang takut gelap meminta tolong kepada Lukman untuk menghidupkan senter dari hpnya. Anggi justru merekam suasana yang mulai panik, ia mencari uang dapat mengisi Instagram dan blognya.
Saya sadar bahwa Fred telah 15 menit izin ke dalam hutan, saya mencarinya agar tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan.
"Fred,.. Fred,.." saya meneriaki namanya.
Kemudian terdengar samar-samar peluit, itu pasti Fred. siapa lagi yang membawa alat-alat semacam itu.
Terdengar gemersak jalan kaki, "sorry , saya BAB membutuhkan waktu lama,"
Setelah 30 menit menunggu, sampai juga 2 orang dari pondok membawa derigen berisi air dan men-cek.
"Selangnya ngrembes," kata salah satu penjaga setelah mencari kerusakan.
Untuk menutupi selang yang rusak itu dibutuhkan solasi, berhubung tidak ada yang membawa solasi. Kami memutuskan untuk menggunakan perban luka terlebih dahulu karena Fred pasti membawa itu untuk berjaga-jaga apabila apabila mengalami luka.