Setelah saya dan Her melihat ternyata overheat karena  air radiator kering. Saya pun sedikit bingung karena jarak menuju penginapan masih 31 Km sedangkan jarak kampung terdekat masih sejauh 6 Km.
Sayapun kembali kedalam minibus dan memberitahu wisatawan bahwa perjalanan akan sedikit tertunda karena ada masalah mesin.
Terlihat Anggi yang duduk di samping Kanaya sedang kesakitan. Kaki memar akibat tergelincir ketika ditaman Nasional. ia terlalu bersemangat ketika melihat kuskus yang sedang duduk didepan sarangnya.
Saya keluar ke minibus melihat Her yang lemas dengan wajah yang menyesal. Hanya bolak-balik membongkar muatan dibagian belakang minibus. Hal itu justru membuat saya khawatir karena Her memiliki penyakit jantung.
"Pak Her duduk saja, saya akan mencari bantuan,"
Fred keluar, meminta izin untuk masuk kedalam hutan untuk Buang Air Besar (BAB), Â melihat wisatawan mulai panik, saya pun menenangkan mereka bahwa akan segera ada diperbaiki. Lukman juga ikut meyakinkan anggota yang lain.
Saya harus mencari solusi yang tepat melihat wisatawan yanh takut keadaan gelap, ada yang mempunyai asma yang kemungkinan kambuh ketika panik.
Di daerah taman konservasi sinyal susah sehingga butuh waktu lama sedangkan baterai ponsel tersisa 27%.
Saya memutuskan pertama untuk menghubungi rumah penjaga dipintu hutan konservasi. Ia bisa menjemput satu persatu wisatawan untuk sementara diinapkan di pondok. Sekali Japan bolak-balik membutuhkan waktu 30 menit.
Tapi saya meminta tolong penjaga untuk membawa satu orang penjaga lain atau orang yang bisa membantu tentang masalah mesin mobil dan membawa air untuk mengisi air radiator.
Kemudian saya menghubungi rekan di kota dekat penginapan. Dan salah satu menyanggupi membawa mobil Sedan berkapasitas angkut 4 orang sekali jalan tetapi dengan waktu paling cepat 2 jam 15 menit.