Sementara Klopp menghabiskan 79,9 juta pound untuk enam pemain, termasuk salah satu pemain pentingnya, Sadio Mane.
Jika membandingkan kinerja Solskjaer dengan manajer lain, tentu hanya adil dengan melihat kurun waktu yang sama pada musim pertama masing-masing manajer tersebut.Â
Data menunjukkan bahwa dalam 23 pertandingan pertama Mourinho, United hanya berada di posisi 6, sementara van Gaal di posisi 3, dan Moyes di posisi 7. Jurgen Klopp yang musim ini diambang juara liga hanya berada di posisi 8 dan Guardiola sama dengan posisi Solskjaer yaitu ke-5.
Meski demikian, Guadiola dan Klopp masih dipercaya untuk beberapa musim setelahnya karena manajemen memaklumi posisi tersebut.
Berbeda dengan pemecatan Emery dan Pochettino di mana posisi klub melorot jauh ke bawah.Â
Atau, misalkan, Claudio Ranieri yang telah mempersembahkan trofi Liga Primer Inggris dan menjadi satu-satunya dalam sepanjang sejarah Leicester City juga dipecat karena posisi Leicester yang jauh dari empat besar. Pasalnya manajemen kadung bereuforia dengan posisi puncak musim sebelumnya.
Hubungan dengan manajemen
Hubungan Solskjaer dengan manajemen juga belum terlihat ada kendala. Manajemen masih mem-back up Solskjaer dengan rencana transfer Januari 2020. Meski manajemen belum mendatangkan pemain top class, Solskjaer juga tidak mengeluh, bahkan justru berkomitmen meningkatkan kapasitas pemain muda.Â
Sederatan pemain di bawah 23 tahun muncul sebagai harapan masa depan, bukan hanya untuk United tetapi juga untuk tim nasional mereka masing-masing. Bahkan beberapa pemain usia 18 sudah rutin turun di laga tim utama United.
Sepertinya Solskjaer tidak bernafsu merekrut pemain berstatus bintang, tetapi sudah berumur karena konon dia berniat membangun United untuk prospek jangka panjang.