Mohon tunggu...
Bergman Siahaan
Bergman Siahaan Mohon Tunggu... Penulis - Public Policy Analyst

Penikmat seni dan olah raga yang belajar kebijakan publik di Victoria University of Wellington, NZ dan melayani publik di Kota Medan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Meninjau Program Makan Siang Gratis di New Zealand

5 Maret 2024   20:58 Diperbarui: 6 Maret 2024   12:21 1606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu aktivis kesehatan, Profesor Boyd Swinburn, menyebutkan bahwa program itu meningkatkan gizi bagi 7,3 persen murid, yang tidak memiliki akses yang cukup terhadap makanan di rumah. Swinburn juga mengutip pernyataan dari PISA (lembaga penilaian murid internasional) bahwa murid yang mengalami kerawanan pangan, rata-rata, tertinggal dua hingga empat tahun dari teman sekolahnya yang tidak mengalami kerawanan pangan.

Meski demikian, penilaian bahwa program ini kurang bermanfaat juga muncul, yang menariknya, diutarakan oleh Menteri Pendidikan New Zealand sendiri. Sang Menteri bahkan mempertimbangkan untuk tidak melanjutkan program ini, mengingat biaya yang dikeluarkan cukup besar.

Menurutnya, tidak ditemui dampak nyata program tersebut terhadap kehadiran murid maupun prestasi secara nasional. Di beberapa kasus, makanan justru terbuang karena tidak dikonsumsi. Tambah lagi, dampak negatif limbah kemasan makanan.

Sebagai informasi, Menteri Pendidikan New Zealand saat ini, David Seymour, adalah pemimpin Partai ACT, salah satu dari koalisi partai yang berkuasa sejak tahun 2023. Sementara Partai Buruh yang melahirkan program tersebut, saat ini berperan sebagai oposisi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun